Advertorial

Seberapa Penting Peran “Influencer Marketing” Bagi Sebuah Perusahaan?

Kompas.com - 18/09/2017, 15:23 WIB

Dulu radio, media cetak, dan televisi menjadi tiga kanal utama perusahaan untuk beriklan. Namun kini, anggaran belanja iklan perusahaan semakin banyak dialokasikan ke ranah digital.

Apa yang membuat belanja digital semakin besar? Jawabannya adalah perubahan pola hidup masyarakat. Saat ini, waktu menonton televisi sudah semakin berkurang, terutama di kalangan millenial. Perubahan ini terjadi seiring dengan semakin berkembangnya teknologi digital, dan bertumbuhnya pengguna internet.

 Selain itu, melalui digital, perusahan akan semakin mudah untuk menggerakkan seseorang membeli produknya, baik orang yang telah menjadi konsumennya ataupun dalam menjaring konsumen baru.

Menurut data yang dirilis Gushcloud dalam Social Media Week 2017, belanja iklan digital di regional Asia Pasifik terus meningkat. Di Indonesia, belanja iklan digital pada tahun 2014 mencapai 0,53 miliar dollar AS dan diprediksi menjadi 3,99 miliar dollar AS pada 2018.

Salah satu kanal utama yang dipilih untuk beriklan digital adalah untuk influencer marketing di media sosial. Pemanfaatan influencer marketing untuk beriklan di media sosial semakin diminati. Memang, influencer marketing memegang peranan penting dalam promosi.  Tidak hanya mengiklankan produk, penggunaan influencer marketing efektif mendorong konsumen untuk membeli produk saat itu juga.

"Social media e-commerce merupakan tempat yang sangat powerful sebagai tempat berjualan saat ini. Aplikasi seperti Facebook, Instagram, dan Pinterest telah menciptakan tombol yang membuat seseorang bisa langsung membelinya saat itu juga," ujar Siang Ng, CEO Gushcloud.

Menurutnya, saat ini 31 persen pengguna media sosial menggunakan platform tersebut untuk mencari barang yang ingin dibeli dan 56 persen konsumen follow akun sebuah perusahaan dengan tujuan untuk membeli.

Oleh sebab itu, perusahaan pun mencari cara bagaimana untuk melakukan penetrasi lebih dalam lagi ke pasar sehingga mereka semakin tergerak untuk membeli. Influencer marketing pun menjadi jawabannya.

Influencer marketing adalah cara melakukan promosi di media sosial dengan menggunakan orang-orang berpengaruh di platform tersebut. Orang berpengaruh tersebut tak harus seorang selebriti yang lalu-lalang di televisi. Semakin banyak "orang biasa" yang berpengaruh di sosial media, biasanya ditandai dengan jumlah followers.

Perusahaan berbondong-bondong menggunakan influencer marketing karena memberikan sudut pandang lain. "Menggunakan influencer marketing seperti seorang teman memperkenalkan produk kepada temannya. Saya rekomondasi produk ini karena saya sudah menggunakannya. Hal itulah yang membuat seseorang percaya," jelas Kevin Hendrawan, seorang influencer.

Siang menambahkan, saat ini orang lebih peduli pada persona, pada konten, dibanding pada kesempurnaan yang biasa terlihat di iklan. "Karena konsumen atau calon konsumen bisa relate dengan yang beriklan," turut Siang.

Bagaimana perusahaan menentukan influencer yang tepat bagi perusahaan? Menurut Kevin Hendrawan, perusahaan harus bertanya kepada influencer tersebut mengenai data followers influencer yang dimilikinya. Baik dari usia, demografi, hingga lama menonton jika terkait dengan platform video seperti YouTube. Citra dari influencer juga penting untuk dilihat, apakah sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan oleh perusahaan.

Perusahaan sendiri tak perlu membatasi diri pada manusia. Menurut Siang, semakin banyak perusahaan yang menggunakan hewan sebagai influencer. Salah satunya adalah Mercedes Benz yang menggunakan Loki, anjing terkenal di dunia instagram. Jika menelusuri akun anjing tersebut, Sahabat akan melihat banyak perusahaan yang diiklankan melalui foto dan video.

Memang influencer marketing tak hanya berbicara masalah foto, tetapi juga video. Ke depannya, video akan semakin penting dalam iklan digital karena lebih banyak cerita yang dapat disampaikan.

"Live stream video juga akan meningkat karena orang ingin tahu apa yang terjadi saat ini, bukan yang telah lalu. Jadi kalau sebuah perusahaan ingin menggunakan influencer, jangan lupa untuk meminta mereka melakukan live stream, terutama dalam sebuah acara," ujar Siang.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com