Kilas

Semarang Jadi Contoh Kota Masa Depan

Kompas.com - 18/09/2017, 18:57 WIB


KOMPAS.com - Perkembangan teknologi informasi di Kota Semarang semakin signifikan dengan melakukan berbagai inovasi. Sehingga, layanan publik dapat dengan mudah diakses. Dengan adanya beragam inovasi, kota lumpia pun terpilih menjadi salah satu kota masa depan di Indonesia.

Smart Indonesia Initiatives (SII) Forum mengundang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjadi salah satu narasumber dalam konferensi bertajuk Indonesia Future City 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Building BSD, Senin (18/9/2017).

Faktor ekonomi merupakan pendorong utama kota masa depan. Sebuah kota dengan daya saing ekonomi yang tinggi dianggap memiliki salah satu sifat kota masa depan.

Faktor ekonomi itu termasuk daya saing inovasi, kewirausahaan, dan produktivitas dari kota tersebut. Smart economy suatu wilayah dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Baca: Investasi di Semarang Melonjak Tajam

Pada konferensi itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memaparkan pengalamannya dalam mengelola Kota Semarang hingga terpilih sebagai salah satu kota masa depan.

Dengan mengangkat tema Smart City for Better Economy, Hendi sapaan akrab Wali Kota Semarang membeberkan implementasi kota masa depan mampu memperbaiki perekonomian di Kota Semarang, pertumbuhan ekonomi secara langsung dapat membantu kota Semarang lebih cerdas, serta pengelolaan ekonomi kota sehingga mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan kota cerdas.

Upaya meningkatkan perekonomian di Kota Semarang, kata dia,  di antaranya dengan meningkatkan pelayanan, memerangi korupsi, dan menekan inflasi. Selain itu, Semarang menerapkan kota masa depan seperti menjalankan e-government, open government, dan transaksi non-tunai.

“Setelah mengikrarkan diri sebagai kota masa depan pada 2013. Setahun kemudian, Semarang membangun infrastruktur jaringan dan free wifi di 2.300 titik," ujarnya.

Baca juga: Naik Bus Trans Semarang Kini Semakin Mudah dengan T-Cash

Pada 2015, Kota Semarang juga meluncurkan 148 sistem dan aplikasi government. Setahun kemudian, Pemerintah Kota Semarang menandatangani komitmen sebagai smart government, yang dilakukan oleh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).

Komitmen itu, imbuh Hendi, dilanjutkan dengan memperkuat smart society melalui peluncuran sistem pembayaran non-tunai hingga saat ini.

Kerangka besar e-government di Pemerintah Kota Semarang dilakukan dari sistem perencanaan melalui sistem monitoring dan evaluasi, sistem pembangunan seperti e-catalog local, sistem pelayanan seperti perijinan online, serta sistem pelaporan seperti "Lapor Hendi."

“Melalui sistem monitoring dan evaluasi ini diharapkan dapat mengontrol efisiensi penggunaan anggaran pembangunan. Sedangkan, melalui e-katalog dapat menghemat anggaran pembangunan, memberdayakan usaha lokal dalam pembangunan," ujarnya.

Baca juga: IJus Melon Semarang Masuk Top 40 Inovasi Pelayanan Publik

Dengan e-katalog, Pemerintah Semarang dapat memangkas 46 persen anggaran untuk pengadaan e-ticketing Bus Trans Semarang.

Menurut dia, Pemerintah Semarang juga telah memudahkan pengajuan ijin pendirian bangunan via smartphone seperti keterangan rencana kota (KRK), izin pelaku teknis bangunan (IPTB), dan izin usaha mikro kecil (IUMK), bahkan ijin usaha online atau iJus Melon sehingga terjadi peningkatan jumlah usaha di Kota Semarang.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mencoba T-Cash saat hendak naik bus rapit transit, Jumat (18/8/2017) Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mencoba T-Cash saat hendak naik bus rapit transit, Jumat (18/8/2017)


“Intinya smart dalam perspektif Pemerintah Kota Semarang yaitu systemic atau terhubung oleh sistem, monitorable atau mudah diawasi, accountable, restructurable dengan mengubah jalur birokrasi, dan timebound atau memberi kepastian waktu,” katanya.

Selain Hendrar Prihadi, pakar ekonomi Dr. Hendri Saparini dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi menjadi pembicara dalam acara itu.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau