Kilas

Waspadai Perdagangan Anak Di Situs Lelang Perawan

Kompas.com - 24/09/2017, 12:07 WIB

KOMPAS.com - Di dunia maya kini sedang hangat perbincangan mengenai layanan lelang keperawanan di sebuah situs yang juga memberikan layanan nikah sirri. Situs itu diduga sekedar kedok praktik perdagangan anak.

"Kami meminta masyarakat waspada, jangan-jangan ini hanya akal-akalan saja dari praktik human trafficking, perdagangan orang dalam hal ini anak-anak. Kami juga meminta agar kepolisian bisa mengusut tuntas," kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, Netty Prasetiyani, dalam siara pers yang diterima Kompas.com, Minggu (24/9/2017).

Istri Gubernur Jawa Barat telah berkoordinasi dengan Kapolres Bekasi Kombes Pol Hero Henrianto Bachtiar untuk menindaklanjuti informasi yang beredar tentang nikahsirri.com yang ada di wilayah kerjanya.

Baca: Khofifah Berang Ada Situs Tawarkan Nikah Siri dan Lelang Keperawanan

Bila benar ada praktik eksploitasi, maka itu sudah ada pelanggaran pidana. Begitu pun, jelas Netty, dengan layanan nikah sirri. Ada indikasi kuat hal itu bagian dari praktik prostitusi.

"Jadi ini jelas bukan hanya melanggar norma masyarakat dan kaidah agama, tapi juga ada dugaan pelanggaran hukum," katanya.

Ia mengimbau agar para orang tua lebih intens berkomunikasi dengan anak. Anak jangan sampai terjebak pada bujuk rayu atau iming-iming hasil yang melimpah dari praktik jual keperawanan.

"Jadi, jangan sampai karena iming-iming dikasih rumah, mobil, uang banyak, dan handphone bagus lalu ikut layanan mereka. Bentengi anak-anak, jangan sampai terjebak," kata Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat itu.

Netty berharap, Kemenkominfo segera memblokir situs nikahsirri.com dan partaiponsel.org. "Saya yakin Kemenkominfo akan bergerak cepat menutup dua situs itu. Jangan tunggu ada korban, baru ditutup," ujarnya.

P2TP2A juga mengajak masyarakat bila ada yang menjadi korban agar jangan takut melapor ke penegak hukum. "P2TP2A Jabar akan membantu mendampingi, mengadvokasi, dan memulihkan trauma. Jadi jangan takut, silakan bisa juga laporkan ke kami," katanya.
    

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com