Advertorial

Kisah Sopir Taksi yang Untung Besar dari Investasi Saham

Kompas.com - 25/09/2017, 19:00 WIB

Di Indonesia ada banyak instrumen investasi yang dipilih, salah satunya adalah saham. Investasi ini tidak perlu modal yang besar, bahkan seorang supir taksi pun bisa ikut investasi saham dan mendapatkan keuntungan.

Ada kisah menarik dari seorang supir taksi Aab Abdullah. Supir taksi ini tak menyangka ketekunannya mengikuti kelas-kelas trading dan fokus melihat perkembangan pasar pada akhirnya membantunya bisa mendapat untung besar dari bermain saham.

Di awal bermain saham, Aab bermodal Rp 3 juta yang sudah ia investasikan satu setengah tahun lalu. Kini, investasinya sudah berkembang hingga Rp 180 juta. Aab sendiri sudah menjadi supir taksi sejak 2011. Ia biasa mangkal di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari sini Aab mengaku sering terpapar pesan terkait saham. Salah satu pesan yang sangat menggugah rasa ingin tahunya tentang saham adalah spanduk ‘Yuk Nabung Saham!’

“Singkat cerita, saya bertemu tamu berikutnya dan disarankan datang ke Yuk Nabung Saham,” katanya.

Dari situ, Aab mulai menggali pengetahuan soal pasar modal hingga memutuskan menanamkan saham di salah satu emiten BUMN karya. Aab bilang, di awal menjadi investor, ia rajin mengikuti kelas-kelas trading.

Satu pelajaran yang Aab bagikan, ‘Merah Tahan, Hijau Jual’. Aab memegang erat kunci bermain saham tersebut. Meski demikian, tiap permainan ada risikonya. Saham yang dibeli, karena kinerja perusahaan dan sentimen pasar, terus turun. Namun seiring waktu, harga saham yang dibeli kembali merangkak naik.

“Keuntungan pertama Rp 300 ribu dalam tiga Minggu,” ucap Aab. Seiring bertambahnya pengetahuan, Aab menambah investasi untuk membeli beberapa saham lain, termasuk saham BUMD perbankan.

Lebih jeli melihat risiko dan peluang, Aab pun lambat laun meraup untung. Keuntungan terbesar yang pernah ia dapat sebesar Rp 11 juta dalam kurun tiga hari. Aab juga pernah mengambil keuntungan Rp 8,5 juta.

Kini, dari keuntungan bermain saham itu, Aab bisa membeli mobil. Lewat mobil barunya, Aab kini bekerja sebagai sopir berbasis aplikasi.

“Trading saham itu mudah. Saya sendiri sudah mengalami sendiri, asal fokus dan sering ikut kelas trading, itu penting,” kata Aab.

Saran lain, jika sudah memutuskan berinvestasi, ada baiknya menahan diri untuk segera mengambil keuntungan.

“Kalau sudah investasi, jangan cepat kita ambil. Kalau sudah investasi, investasi saja,” pungkas Aab.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com