Kilas

Dikritik Anak Sekolah, Ini Jawaban Ganjar...

Kompas.com - 29/09/2017, 14:45 WIB

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada suatu ketika mendapat pertanyaan dari seorang siswa di sebuah sekolah tempat ia mengadakan kunjungan untuk program "Gubernur Mengajar".

Siswa tersebut menanyakan perihal program kerjanya yang dinilai tak jelas. Lalu, pemimpin daerah yang dalam beberapa kesempatan kerap menonton konser metal ini hanya memberikan pertanyaan balik.

"Dia mengkritik, apa sih program Bapak ini? Kok enggak jelas. Saya tanyakan, yang enggak jelas yang mana? Dia jawab enggak tahu. Dia enggak pernah lihat di website pemerintah," ujar Ganjar.

Meski demikian, Ganjar bangga dengan sikap kritis sang anak. Hal itu pula yang menjadi harapannya dalam "Gubernur Mengajar", program yang dijalankannya sejak 2013 untuk membentuk karakter anak-anak hingga remaja yang kini berpola pikir kritis dan punya rasa ingin tahu tinggi.

Dalam program bagi para pelajar se-Jawa Tengah itu sendiri, Ganjar mengajar ke sejumlah sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA.

Materi yang diajarkan bukanlah materi pendidikan pada umumnya, melainkan pemberian materi dari kedekatan sebuah isu yang ada di masyarakat.

Materi tersebut antara lain mengenai bahaya penggunaan narkoba, pentingnya menjaga kebudayaan, kenakalan remaja, bahaya berita hoaks, ataupun materi lainnya yang sangat jarang diajarkan di bangku sekolah.

Mendengar suara masyarakat

Program yang konsisten dilakukan politisi PDI-P ini ditujukan menguji keberanian, pengetahuan, bahkan sikap kritis para pelajar.

Contohnya saja, ada pelajar yang menanyakan isu terkait pembangunan pabrik semen di daerah Rembang.

Pembangunan pabrik di daerah itu membuat sejumlah aksi protes dari warga sekitar.

Ganjar lalu menjelaskan alasan dia memberikan izin pembangunan pabrik tersebut, mulai dari kajian analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) hingga fakta-fakta lain yang ada di lapangan.

"Sebenarnya saya ingin mendengar suara yang ada di masyarakat. Itu protes-protes karena enggak puas atau karena informasi enggak sampai. Makanya, cara ini kami sampaikan," ujar Ganjar.

Ada yang ngelem, ada yang desainer

Mengajar mulai dari sekolah unggulan hingga ke sekolah di wilayah terpencil secara juga memperlihatkan fenomena sosial di masyarakat yang jarang ditemui.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendapat aduan dari siswi SMK yang mengadukan karena tak mengizinkan kuliah, Rabu (27/9/2017)Kompascom/Nazar Nurdin Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mendapat aduan dari siswi SMK yang mengadukan karena tak mengizinkan kuliah, Rabu (27/9/2017)

Ganjar mengatakan, dia pernah mengunjungi sebuah sekolah yang murid-muridnya sangat takut untuk berbicara, bertanya, atau bahkan tampil di depan kelas. Momen itu, kata Ganjar, membuat dia kehabisan kata-kata.

Ganjar juga pernah menemukan sebuah sekolah dengan kondisi bangunan yang sangat memprihatinkan.

Ada pula cerita dari seorang pelajar yang merasa bangga menceritakan kegiatan "ngelem" yang dianggap sudah biasa.

Di sisi lain, Ganjar juga sering menemukan anak-anak yang memiliki bakat, potensi, dan cita-cita yang dia nilai sangat unik.

"Saya pernah menemui anak-anak yang mempunyai cita-cita menjadi desainer, dalang, penulis skirip film, bahkan jadi seorang movie maker," ujar Ganjar.

Di sisi lain, konsisten untuk mengajarkan pendidikan karakter pun bukan tanpa halangan. Ganjar mengaku pernah dikritik juga secara terbuka oleh rekannya sesama politisi.

Ganjar dianggap tak layak untuk mengajar karena dinilai tak memiliki kompetensi serta pendidikan dasar dalam mengajar. Namun, ia tak ambil pusing terhadap kritikan tersebut.

"Saya cuma senyum. Dia enggak tahu cara dan maksud saya mengajar seperti apa. Saya dikira mengajar seperti guru, padahal bukan. Saya hanya ingin memberikan inspirasi kepada orang-orang, sesuatu yang tidak didapatkan di sekolah," ujar Ganjar.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com