Advertorial

Cerita Winston Wiyanta Penerus Bisnis Karoseri yang Kembangkan Sayap ke Industri Komponen

Kompas.com - 29/09/2017, 18:20 WIB

Langkah Winston Wiyanta sebagai penerus bisnis karoseri PT Delima Carosserie tidak berhenti pada  modernisasi dan pengembangan bisnis yang dirintis ayahnya. Dia juga membentuk beberapa perusahaan baru sebagai anak usaha seperti PT Bahtera Putera Abadi yang bergerak di bisnis fabrikasi besi seperti komponen alat berat dan kursi interior kendaraan.

Kemudian PT Auto Assembler Indonesia yang bergerak di bidang perakitan mobil yang sudah memegang beberapa merek mobil dari Tiongkok seperti Foton dan FWA. Delimajaya juga terus mengikuti perkembangan pasar.

Di bawah kepemimpinan Winston, Delimajaya juga tak hanya fokus  menggarap karoseri mini bus dan bus sedang, juga menyasar karoseri mobil untuk keperluan khusus, seperti mobil bank, pemadam kebakaran, mobil dapur umum dan foodtruck.

Saat ini, Delimajaya juga bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan, Tiongkok, dan Italia untuk membuat karoseri mobil pemadam kebakaran. “Target kami menjadi perusahaan profesional yang menjadi mitra internasional,” ujar Winston yang kini berusia 28 tahun itu.

Meski demikian, dia selalu ingat pesan ayahnya untuk selalu fokus dalam berbisnis. Dia terus fokus memperkuat bidang yang sedari awal menjadi keahlian perusahaannya. “Sebagai anak tunggal, saya diajarkan untuk fokus dan cinta pada perusahaan ini,” tambahnya.

Selama 10 tahun di bawah kepemimpinannya, Delimajaya tumbuh tiga kali lipat dibanding sebelumnya. Lalu, apa tantangan terbesar selama ini? Winston mengakui, umur yang masih muda sering menjadi kendala.

Banyak karyawan yang lebih senior menganggapnya tak tahu bisnis. Namun, dia yakin bahwa regenerasi harus berjalan agar bisnis semakin maju. Winston mendorong anak-anak muda mengambil peran.

Dia juga memadukan anak muda energik dengan karyawan senior. Untuk mengurangi konflik, dia menempatkan orang-orang baru yang lebih muda untuk membaur di departemen yang sama dengan seniornya.

Namun, mereka mendapat jobdesk yang berbeda agar tidak ada gesekan. Melalui cara ini, karyawan baru tak akan berada di bawah para senior yang sudah tak lagi produktif. Sejak 2009, dia juga menerapkan sistem reward and punishment yang adil dan konsisten.

Untuk itu, Winston membenahi penghitungan sistem bonus dan insentif. Dia membuat sistem yang lebih sederhana, lebih jelas, transparan, dan mudah diraih para karyawan. Winston juga paham bahwa karyawan adalah salah satu aset paling berharga.

Untuk mengetahui kisah inspirasi bisnis lainnya kunjungi www.bca.co.id 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com