Advertorial

Toyota Rush dan Cerita Panjang soal SUV

Kompas.com - 30/09/2017, 08:32 WIB

Jakarta, Otomania.com – Bila dinilai dari sudut pandang tradisional, jenis  kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) punya beberapa definisi. Dua di antaranya yaitu mobil penumpang yang dibangun di atas sasis truk dan model estate/wagon dengan ground clearance tinggi serta punya sistem gerak empat roda.

Di masa awalnya, SUV merupakan keturunan langsung dari kendaraan militer yang digunakan untuk perang. Kemampuan andalnya berjibaku di berbagai kondisi ekstrem menginspirasi pabrikan otomotif global menjinakannya menjadi mobil penumpang buat dipakai di jalan raya.

SUV sempat mengalami masa emas di pasar global pada 1990-an dan 2000-an, sebelum akhirnya dihantam mahalnya harga bahan bakar di negara-negara dominan pemakaiannya yaitu di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Maklum saja, spesifikasi yang melekat pada SUV kala itu, misalnya bobot berat dan mesin berkapasitas besar dan kurang bersahabat dengan konsumsi bahan bakar. SUV jadi pilihan mobil kesekian yang dibeli masyarakat.

Pamor SUV mulai membaik setelah harga bahan bakar membaik diikuti banyak keturunannya yang berubah semakin modern. SUV jaman sekarang tidak lagi identik berbodi boxy seperti estate/wagon dan tidak harus bisa menggerakan semua rodanya.

Desain-desain baru SUV menjadi atraktif dan yang terpenting kemajuan teknologi bisa mengobati masalah konsumsi bahan bakar. Pengembangannya terus berevolusi hingga membuatnya punya banyak penggemar. Banyak model bikin SUV bisa diterima baik di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Toyota
Salah satu merek di dalam negeri yang aktif meluncurkan model SUV adalah Toyota. Urutan SUV Toyota dari yang terbesar yaitu Land Cruiser, Fortuner, dan Rush.

Di antara ketiganya, Rush merupakan SUV terlaris yang dimiliki Toyota di Indonesia sampai saat ini. Rush lahir pada Desember 2006 sebagai jawaban Toyota Astra Motor (TAM) atas berkembangnya pasar SUV medium.

Pada era 1995 – 2006, penjualan SUV medium di dalam negeri mencapai 14.000 unit per tahun. Setelah Rush lahir, penjualan di segmen itu melonjak sampai 30.000 unit per tahun.

Walau lahir di era modern, Rush tetap mewarisi kemampuan dasar SUV dengan penggerak roda belakang dan ground clearance 200 mm yang berguna buat melintasi kondisi beragam jalan di Indonesia.

Sektor dapur pacu dilengkapi mesin kecil 1.5L yang membuatnya irit bahan bakar dan bisa dipakai harian. Selain itu, Rush terus beradaptasi dengan selera dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Kekuatan itu yang bikin Rush tidak kehilangan penggemar.

Sejak 2006, Rush sudah enam kali mendapat sentuhan penyegaran.  Penyegaran terakhir, Rush tampil semakin sporty dan benar-benar nyaman dan aman untuk seluruh penumpang.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com