Advertorial

Kemalasan Orang Berujung kepada Kemajuan Teknologi

Kompas.com - 03/10/2017, 08:50 WIB

Peran teknologi adalah memudahkan pekerjaan manusia. Seperti mesin uap temuan James Watt yang menandai revolusi industri pertama, temuan tersebut berhasil membantu manusia memangkas waktu kerja mereka.

Namun ada fakta menarik di balik lahirnya teknologi baru.

"Teknologi terus mengalami perkembangan karena manusia semakin malas. Manusia menciptakan mesin agar bisa semakin menikmati kemalasan mereka," ujar Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand W Hartono di Social Media Week 2017.

Meski demikian, Armand mengakui bahwa untuk memperkenalkan sebuah teknologi baru bukanlah perkara yang bisa selesai dengan bermalas-malasan. Bahkan ketika ada teknologi baru muncul, perusahaan masih harus siap dengan kemunculan penolakan atau keluhan.

“Pada 2000, BCA memperkenalkan Web Publik, Internet Banking dan BCA Mobile. Nasabah kami yang senior ternyata banyak yang tidak tahu dan mengeluh. Namun, kita harus jalan terus," jelas Armand.

Di dunia perbankan, teknologi memiliki fungsi untuk membuat suatu proses menjadi lebih efisien. Misalnya, berkat adanya ATM dan Internet Banking, nasabah tak perlu lagi repot ke kantor cabang untuk melakukan transaksi.

Armand memberikan contoh lain. Pada 1995, BCA mulai meluncurkan Kartu Debit dan electronic data capture (EDC) untuk mempermudah pembayaran. Respons nasabah pada saat itu adalah enggan mencoba, dan karena lebih suka pergi ke kantor cabang.

“Namun, kami harus terus melakukan sosialisasi,” tambah Armand.

Konsistensi dalam melakukan sosialisasi tersebut berhasil membuat teknologi baru dari perusahaan berkode emiten BBCA itu berhasil diterima khalayak. Seperti Internet Banking yang akhirnya diakui membuat transaksi lebih cepat, baik bagi nasabah maupun bank.

"Nasabah tak perlu lagi datang mengantre ke kantor cabang. Kini, hanya 3 persen transaksi dilakukan di kantor cabang BCA,” jelas Armand. Berkat teknologi, pencapaian tersebut bisa terjadi.

Armand memberikan gambaran, dulu dengan 24 ribu karyawan, pihaknya hanya bisa melayani dua juta transaksi per hari. Kini, dengan jumlah karyawan yang sama dan bantuan teknologi, pihaknya bisa melayani lebih dari 20 juta transaksi per hari.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com