Advertorial

Mulai Melakukan Investasi Sejak Sebelum Menikah

Kompas.com - 03/10/2017, 17:00 WIB

Perencanaan dan persiapan yang matang akan membuat hidup seseorang berjalan sesuai keinginan, khususnya soal keuangan. Apalagi, kemapanan keuangan tak datang dengan sendirinya, harus direncanakan melalui perencanaan keuangan yang baik. Perencanaan keuangan merupakan proses alokasi dana dan aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan keuangan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Investment Analyst PT Sucorinvest Asset Management Billy Budiman mengatakan bahwa dalam merencanakan keuangan salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah waktu. Kalau merencanakan keuangan dilakukan terlambat, kemungkinan besar tujuan keuangan bisa tak tercapai.

Lalu, kapan sebenarnya waktu yang pas untuk merencanakan keuangan? Menurut Billy, waktu krusial itu adalah ketika masih dalam masa lajang hingga masa awal menikah. Oleh karena itu, ada baiknya sejak masa lulus kuliah hingga periode awal bekerja perilaku dalam membelanjakan uang juga dilakukan dengan baik.

“Masa-masa krusial ada di masa awal-awal menikah. Anak muda sekarang banyak yang ketika akhir pekan menghabiskan uang ratusan ribu rupiah hanya untuk makan lalu foto makanannya dimasukkan ke media sosial,” kata Billy.

Selain itu, tak jarang pula mereka yang baru lulus kuliah dan bekerja cenderung berfoya-foya padahal gajinya masih kecil. Sehingga pada akhirnya ketika memutuskan untuk menikah malah tidak memiliki dana yang cukup.

“Ketika mau nikah atau selesai menikah uangnya habis, padahal harus beli rumah, punya anak. Baru nantinya kaget bahwa ternyata persiapannya banyak,” ungkap Billy.

Itulah kenapa perilaku merencanakan keuangan harus ditanamkan sedini mungkin.

Di dalam proses perencanaan keuangan, pemilihan produk investasi yang sesuai dengan tujuannya juga penting. Billy menyatakan, ada banyak produk investasi yang bisa dimanfaatkan, baik yang sederhana hingga berisiko tinggi.

Ia menyebut antara lain tahapan berjangka, deposito, emas, tanah, properti, valas, ternak, hingga pasar modal dan bisnis.

Sumber: smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com