Advertorial

Kisah Setiadi Meracik “Obat Rindu” pada Makassar

Kompas.com - 03/10/2017, 19:29 WIB

Para perantau dari Makassar pasti kerap merindukan suasana kampung halaman plus kuliner khasnya. Banyak cara untuk mengobati rasa rindu itu, salah satunya dengan mencari produk-produk khas Makassar di tempat rantaunya.

Beruntungnya orang zaman sekarang, sebab mencari produk kuliner atau obat-obatan khas kampung halaman rasanya cukup mudah. Keberadaan situs belanja online memungkinkan seseorang mendapatkan barang atau makanan nostalgianya dengan praktis, meski jaraknya cukup jauh.

Setiadi, pria berdomisili Makassar, mencoba menghadirkan solusi bagi orang-orang yang rindu kampung halamannya. Ia mendirikan toko produk oleh-oleh khas Makassar yang dipasarkan secara online melalui Tokopedia. Toko tersebut menjual produk-produk khas Makassar, di antaranya minyak tawon, bakso, hingga sirup.

Bagi pria kelahiran Soppeng, 14 Maret 1990 ini, kehadiran Toko Makassar Souvenirini bukan sekadar “obat rindu” pada Makassar, tetapi juga untuk memperkenalkan produk-produk khas tersebut ke seluruh Indonesia.

“Nantinya, orang-orang yang pernah ke Makassar bisa melepas rindu hanya dengan berbelanja via online. Secara tak langsung, saya juga bisa mengenalkan produk lokal Makassar ke seluruh Indonesia kan. Di saat yang sama, produsen saya pun ikut merasakan untungnya,” kata Setiadi. 

-- -

Sedikit kilas balik, awalnya Setiadi tak pernah berpikir terjun ke dunia bisnis, apalagi bisnis oleh-oleh. Ia tadinya bekerja sebagai karyawan sebuah BUMN di Makassar. Suatu ketika, ia iseng mencoba berjualan kopi khas Toraja. Inilah cikal bakal lahir dan suksesnya Toko Makassar Souvenir.

Awalnya, ia memasarkan produk kopi Torajanya lewat retail lokal di sekitar kota Makassar. Pria lulusan Psikologi Universitas Negeri Makassar ini rupanya rajin bertemu langsung dengan produsen-produsen di lapangan, dan akhirnya memproduksi brand sendiri untuk kopi miliknya, Aeleyah Coffee.

Ternyata, Setiadi menikmati perjalanan bisnisnya ini. Bermodal kepiawaiannya bersosialisasi dan membangun relasi, permintaan produk kopinya pun meningkat. Ia kemudian memperluas relasinya ke toko-toko khas Makassar dan mulai mengembangkan bisnis dengan berjualan produk Makassar lainnya, yaitu produk oleh-oleh. 

-- -

Lambat laun, Setiadi merasa perlu memasarkan toko dan produknya lewat media digital. Pasalnya, sekarang semakin banyak orang terbiasa belanja secara online. Lagipula, ia berpikir usahanya akan lebih dikenal jika eksis di dunia digital.

“Saat ini pasar mulai mengarah ke digital, makanya saya ingin mendalami bisnis online. Kalau online, pasar lebih luas untuk meraih pelanggan di mana saja, kan?” kata Setiadi.

Siapa sangka, toko online yang bisa diakses lewat Tokopedia itu, kini bisa meraup omzet hingga Rp 28 juta per bulannya. Lewat Tokopedia, Setiadi berharap mampu menyediakan variasi pilihan oleh-oleh dan selalu mengikuti tren masa kini.

“Rencana ke depannya, saya ingin memperdalam lagi ke bisnis kuliner. Hanya saja, dalam berbisnis kita boleh nekat tapi perhitungan juga harus terencana, ya. Harapannya, Tokopedia dengan berbagai fitur dan promo menarik yang tersedia, bisa membantu menjalankan bisnis ini. Dan saya pun akan selalu belajar dari setiap pengalaman ini,” ujar Setiadi

Simak kisah inspiratif Setiadi dalam merintis bisnisnya, di video Seller Story berikut:

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com