Advertorial

Ini 4 Cara Agar Inovasi Disambut dengan Antusias

Kompas.com - 04/10/2017, 11:46 WIB

Baru-baru ini diperkenalkan sebuah alternatif baru sebagai tempat tinggal bagi umat manusia. Planet Mars disebut-sebut sebagai planet ideal untuk tempat tinggal manusia di masa depan. Terkejut, antusias, atau bahkan takut, kurang lebih begitulah respon orang-orang yang mendengarnya.

Meskipun inovasi tersebut bertujuan baik, sebuah terobosan baru memang tak selalu diterima dengan baik oleh khalayak. Menurut Wakil Presiden PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand W Hartono, respon semacam itu merupakan hal yang wajar dan seringkali terjadi. Tidak hanya di kalangan masyarakat luas, tetapi juga di lingkup perusahaan.

Keraguan, baik dari pihak eksternal maupun internal, seringkali mewarnai kelahiran sebuah inovasi. Situasi semacam itu sulit dihindari, tak terkecuali di BCA. Hal itu disampaikannya saat berbicara dalam acara Social Media Week 2017.

"Waktu pertama ada ATM, bahkan internal BCA menyangsikannya. Mereka (karyawan BCA) susah-susah mencari dana dari nasabah lalu ada mesin yang fungsinya mengeluarkan uang secara langsung," kata Armand.

Pada kesempatan itu, ia membagikan pengalamannya kepada para peserta untuk menghadapi situasi dan keraguan dalam memperkenalkan sebuah inovasi. Hal pertama dan terpenting yang diperlukan menurut Armand adalah kegigihan.

Perlu dipahami, bahwa segala sesuatu yang baru akan melalui beberapa tahapan. Karenanya, jika inovasi berbuah penolakan dari klien, jangan berhenti dan teruslah mencoba. Contohnya seperti yang terjadi pada internet banking BCA yang memakan waktu hingga dua tahun untuk memperkenalkannya kepada nasabah.

Kedua adalah fokus. Saat sebuah inovasi sudah mulai diadopsi oleh pengguna awal, fokuslah kepada early adopters tersebut. Menurut Armand, fokus dalam satu atau dua hal tak hanya memberikan semangat, namun juga memberikan banyak bantuan.

"Internet banking muncul pada 2000. Di awal, hanya orang Jakarta menggunakannya karena jaringan internet yang lebih stabil. Namun, tidak apa, kita coba terus dan fokus di area Jakarta dulu," tuturnya.

Selanjutnya, kata Armand, jangan lupa untuk mencoba sendiri inovasi yang diciptakan. Armand menyarankan agar semua pemangku kepentingan baik eksternal maupun internal berperan sebagai pengguna awal. Dengan mencoba sendiri, maka dapat dirasakan manfaat dari inovasi tersebut.

"Dulu, untuk mendapat informasi tentang kurs, saya sering bertanya pada bagian treasury. Sekarang, saya lebih sering menggunakan VIRA (Virtual Assistant Chat Banking). Lebih cepat,” kisahnya.

Kiat terakhir agar inovasi dapat diterima dengan baik adalah dengan memperhatikan infrastruktur dalam proses penyebarannya ke konsumen. Dengan infrastruktur yang baik, konsumen dapat mengadopsi inovasi tersebut dengan lebih nyaman, sehingga proses akuisisi pun akan lebih mudah.

"Penambahan pengguna itu gampang. Namun, bagaimana dengan infrastruktur pendukung seperti back end atau sistem operasi? Hal itu lebih susah dan harus terus diperhatikan perkembangannya," pungkas Armand.

Armand meyakini, inovasi yang bermanfaat dan memudahkan bagi masyarakat pasti berhasil. Namun memang diperlukan cara-cara yang cerdas agar proses penyebarannya dapat diterima dengan baik.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com