Jangan Pandang Sebelah Mata untuk Pasar Milenial

Sekarang pasar tenaga kerja sedang dibanjiri oleh generasi muda (millenial) dengan karakteristik gaya hidup serba konsumtif. Bahkan, hasil survei pada responden usia 25-35 tahun mengungkapkan bahwa  generasi ini lebih suka menghabiskan gaji untuk nongkrong di kafe, membeli ponsel pintar mahal dan liburan.

Ironisnya, menabung, investasi, dan membeli rumah tak menjadi prioritas mereka.

Di sisi lain, Indonesia diyakini sedang mengalami bonus demografi. Artinya, jumlah penduduk muda dan produktif adalah yang terbanyak di dalam piramida penduduk.

"Karena itu, kita tidak bisa mengabaikan potensi generasi muda ke depannya. Dari sisi buying power (daya beli), mungkin mereka belum terlalu kuat. Namun ke depannya, generasi ini adalah pasar yang sesungguhnya," papar Head of Digital Marketing BCA Duardi Prihandoko di Social Media Week 2017.

Lalu bagaimana cara mendapatkan perhatian pelanggan masa depan ini? Duardi memceritakan beberapa langkah yang BCA lakukan.

Pertama, membuka dan mengelola akun resmi (official account) di aplikasi pesan singkat Line. Melalui aplikasi tersebut, BCA akan memberikan sosialisasi, edukasi dan promosi. Selain itu, BCA juga masuk ke pasar millenial dengan beberapa produk khusus seperti dompet elektronik Sakuku dan Tabungan Ekspresi.

"Ternyata tidak semua generasi muda hanya bisa mengonsumsi. Mereka juga mulai paham pentingnya menabung," tambahnya.

Duardi juga mengatakan bahwa saat ini BCA juga aktif memperkenalkan layanan asisten virtual Vira. Layanan chatbot ini mampu memenuhi kebutuhan informasi nasabah mengenai promosi, lokasi ATM, kurs hingga aplikasi kartu kredit.

“Vira tentu bisa menjadi jawaban atas kebiasaan dan kegemaran generasi muda Indonesia yang lebih sering mengetik pesan dibanding menelepon. Ke depannya, BCA juga akan terus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligent) dan natural linguistics program (NLP) pada Vira,” pungkasnya.

Sumber: smart-money.co