Advertorial

Ubah Mind Set Mengikuti Perkembangan Zaman

Kompas.com - 09/10/2017, 14:00 WIB

Mau tidak mau perubahan akan terjadi setiap hari. Kehadiran teknologi telah mengubah sebuah tatanan semakin cepat dan memberi nuansa baru dalam setiap sendi kehidupan. Pertanyaannya kemudian, apakah yang harus dilakukan supaya tidak tertinggal dan dapat mengikuti perkembangan zaman tersebut.

"Siapa yang ikut serta dalam arus perkembangan teknologi akan mendapatkan efek positif, tetapi yang tidak bisa akan tersingkirkan. Oleh karena itu, IKF VI 2017 mengangkat tema digital," ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja pada penutupan IKF VI 2017 di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Rabu (4/10).

Menurutnya, sebagai seorang manusia ada tiga hal yang bisa kita pertahankan dan tak tergantikan di era perkembangan teknologi. Tiga hal tersebut adalah kreativitas, inovasi, dan hubungan baik.

"Pekerjaan yang berhubungan dengan otomasi satu per satu akan hilang dengan adanya teknologi. Tetapi tiga hal tersebut tidak akan pernah dapat digantikan oleh mesin. Hanya dimiliki oleh seorang manusia," tegas Jahja.

Seia sekata dengan Jahja, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan yang turut hadir dalam acara penutupan mengatakan, digitalisasi tidak dapat ditolak. Apapun juga bentuk perkembangan teknologinya harus diterima.

- -

"Penting sekali sebagai sebuah perusahaan ataupun organisasi untuk melakukan modernisasi. Saya selalu bilang ke kementerian saya bahwa mind set harus bisa berubah, mengikuti perkembangan zaman," turut Jonan. Oleh karena itu, dia menghargai sekali BCA yang bisa mengikuti perkembangan zaman.

Menurutnya, dengan mengikuti perkembangan zaman, sebuah perusahaan atau organisasi bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan semakin baik. Contohnya adalah apa yang terjadi pada Kereta Api Indonesia yang pelayanannya semakin baik sejak dilakukan digitalisasi.

"Selain itu, saat ini juga sudah tersedia aplikasi ESDM One Map Indonesia. Semua data terkait sektor ESDM kini terintegrasi, tak ada lagi perbedaan data antar Ditjen. Keuntungannya, bisa dijadikan acuan pengambil kebijakan dan masyarakat mudah mengaksesnya untuk berbagai kepentingan," jelas Jonan.

Memberikan Inspirasi

Salah satu peserta IKF VI 2017, General Manager Depo Pelita, Herman Hutanto mengatakan, acara ini memberikan inspirasi untuk membantu kemajuan bisnis yang dijalankan. Menurutnya, sesi yang paling relevan dengan keadaan bisnisnya adalah "How to Merge Your Offline and Online Business Strategies" yang dibawakan oleh CEO PT Sumber Alfaria Trijaya, Hans Prawira.

"Materi yang dibawakan sangat relevan dengan apa yang sedang terjadi di bisnis kita, bagaimana kita juga mau merambah ke online. Kita belajar banyak, terutama bagaimana cara mengintegrasikan sistem dan pengembangan usaha," ujar Herman.

Dalam sesi yang berjalan sekitar 1,5 jam tersebut, Herman mengaku banyak mendapatkan ide ketika mendengarkan pembicara membagikan materinya. Misalnya, bagaimana memperbaiki logistik pengiriman barang ketika dipesan secara daring hingga menguatkan bisnis ketika membuka cabang.

Depo Pelita sejatinya bergerak di bidang penjualan bahan bangunan. Namun, seiring dengan perkembangan, Depo Pelita juga merambah hal lain seperti alat elektronik dan fesyen.

Hingga saat ini, Depo Pelita telah memiliki dua pasar modern dan tujuh pasar tradisional yang tersebar di beberapa kota, seperti Purwokerto, Cilacap, dan Banjarnegara. Direncanakan akan menambah satu atau dua pasar modern di Wonosobo paling lambat tahun 2020.

Untuk bisnis daringnya, Depo Pelita memilih menggunakan pihak ketiga dalam memasarkan produk, seperti Tokopedia dan Bukalapak. Hal ini juga direncanakan untuk terus diperkuat, terutama di bidang logistik.

"Sehingga kami dapat mengirimkan pesanan ke berbagai kota, walaupun yang berjarak jauh. Oleh karena itu, apa yang disampaikan pada acara IKF VI 2017 memberikan kami informasi baru yang bermanfaat," ujarnya.

Untuk ke depannya, Herman berharap IKF akan memberikan pembicara yang lebih menarik dengan pembagian segmentasi lebih jelas sehingga bisa semakin relevan bagi para peserta. Dia sendiri tertarik untuk mengikuti IKF jika diundang kembali.

Ulasan-ulasan inspiratif lainnya mengenai Indonesia Knowledge Forum ke-6 dapat dilihat di situs resmi BCA.  

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau