Advertorial

Menghadapi Pertanyaan Tersulit Saat Wawancara Kerja (Bagian 1)

Kompas.com - 10/10/2017, 11:35 WIB

Dalam proses mencari pekerjaan, tahap wawancara menjadi saat yang paling penting. Di momen itulah seorang pencari kerja dinilai, apakah cocok atau tidak bekerja di posisi dan perusahaan tersebut.

Tak jarang, perekrut mengajukan pertanyaan yang bersifat filosofis saat wawancara kerja. Memang, tipe pertanyaan seperti itu terkadang sulit bagi pelamar kerja. Biasanya, pertanyaan itu soal, “Siapa diri Anda?” atau “Mengapa perusahaan ini harus merekrut Anda?”

Banyak pelamar kerja bingung bagaimana menghadapi pertanyaan seperti ini. Pasalnya, jika salah langkah, bisa-bisa posisi yang ditawarkan dari perusahaan tersebut melayang begitu saja. Dikutip dari Smart-money.co,  seperti dilaporkan Time, Wakil Presiden Morgan Stanley Carla Harris memberi beberapa saran untuk menjawab pertanyaan filosofis saat wawancara kerja.

Pertanyaan: Ceritakan siapa diri Anda

Carla melarang pelamar kerja menceritakan hal-hal yang sudah tertulis di CV. Sebab, dengan mengajukan pertanyaan ini, sebenarnya pewawancara ingin pelamar berbicara mengenai pengetahuan dan kemampuan terkait pekerjaan.

Carla menyarangkan pelamar kerja untuk menghubungkan jawaban dengan deskripsi pekerjaan. Dengan demikian, informasi yang disampaikan pelamar bisa sejalan dengan kebutuhan perusahaan.

Pertanyaan: Deskripsikan diri Anda dalam 3 kata

Menurut Carla, pertanyaan ini ditujukan untuk melihat kualifikasi pelamar terhadap pekerjaan. "Bila kamu ingin menjadi analis misalnya, kamu harus berpikir analitis, rinci dan terukur. Jabatan di bidang pemasaran butuh orang yang komersial dan kompetitif," papar Carla.

Untuk menjawab hal ini, tips dari Carla, jangan mengada-ada terkait kemampuan yang tidak benar-benar Anda kuasai. Sebab, pewawancara biasanya meminta pelamar mengelaborasi hal-hal yang diutarakan tersebut.

Pertanyaan: Sebutkan kelemahan terbesar Anda

Saat pertanyaan ini datang, Anda pasti ragu menyiapkan jawabannya. Sebab, bisa-bisa jawaban Anda malah akan menjatuhkan diri Anda di depan pewawancara. Meski begitu pertanyaan ini, saran Carla, sebaiknya dijawab dengan jujur.

Namun, Anda dapat memilih menyampaikan kelemahan yang tidak menjadi kunci dalam menyelesaikan pekerjaan Anda nantinya. Satu lagi, jangan menginformasikan kelemahan yang klise, seperti perfeksionis. Sebab, ini justru bisa menjadi bumerang bagi Anda. Sifat perfeksionis bisa menggambarkan bahwa Anda memiliki ego yang tinggi, sehingga mungkin saja Anda dianggap tidak bisa bekerja sama dalam tim.

Berlanjut ke bagian 2.

Sumber: Smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com