Advertorial

Madame Ching Jadikan Sandwich Menu Andalan di Resto Cali Deli, Ini Sebabnya

Kompas.com - 18/10/2017, 14:00 WIB

Adakah di antara Anda yang suka makan sandwich saat sarapan? Pilihan Anda tepat, sebab, makanan ini memiliki kandungan nutrisi yang baik, bahkan lebih baik ketimbang nasi.

Kekuatan sajian ini ada pada isinya. Biasanya sandwich bisa terdiri dari daging, ayam atau telur, keju, sayuran, dan roti. Kini cukup banyak orang yang memilih sandwich dibanding makan nasi. Menurut British Medical Journal, tingginya tingkat konsumsi nasi berisiko menjadikan seseorang terkena diabetes tipe 2.

Dengan kelengkapan sajiannya, sandwich dinilai lebih rendah kalori. Selain itu, sandwich juga kian digemari karena sajiannya terbilang praktis. Sampai-sampai, restoran Cali Deli pun menjadikan sandwich sebagai menu makanan andalan. Menariknya, sandwich Cali Deli dibuat dengan cita rasa khas Vietnam. Mereka juga menggunakan roti Perancis atau baguette, namun lebih lembut dan crunchy.

“Sandwich merupakan pengganti nasi yang lebih sehat karena memiliki komposisi sayur dan daging. Kehidupan harus diubah dari makanan. Apa yang dimakan, maka akan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang,” ujar Ivana Sumampow atau yang akrab disapa Madame Ching, pemilik restoran Cali Deli.

Kisah didirikannya Cali Deli berawal dari perjalanannya ke San Diego, Amerika Serikat (AS). Di sana, ia melihat toko sandwich yang laris dan digemari. Saat itu ia langsung berpikiran untuk membuat toko semacam itu juga di Jakarta. Namun, ia ingin restonya menyajikan menu makanan dengan paduan cita rasa khas Vietnam.

“Saat itu, belum banyak pemain yang menawarkan masakan Vietnam,” papar dia.

Untuk mewujudkan angannya, Madame Ching pun rela mondar-mandir Jakarta-Vietnam untuk berlatih membuat roti. Semuanya ia coba, mulai dari menggunakan arang, sampai pembuatan roti profesional menggunakan oven listrik.

Setelah punya cukup ilmu untuk membuat roti, ia pun meracik sendiri menu-menu untuk restorannya. Ia juga membuka restoran pertamanya di kawasan Jalan Surabaya, Jakarta. Restoran itu mulai dibuka pada tahun 2006 silam.

- -

Nama Cali Deli sendiri ia temukan saat melancong ke AS. Cali berasal dari California, dan Deli artinya macam-macam roti.

Setelah membuka restorannya, ia pun mencoba menjajakan roti dan dan menu-menu garapannya. Uji cobanya dilakukan selama sekitar 17 bulan demi mendapatkan roti baguette yang empuk.

“Resepnya saya sesuaikan dengan lidah Asia dan Indonesia menggunakan bahan-bahan yang segar,” tutur dia.

Melalui Cali Deli, Madame Ching menyasar pasar kelas menengah, bukan hanya orang Indonesia tetapi juga warga negara asing. “Kebetulan di Jalan Surabaya, Jakarta banyak turis. Sehingga, sering makan di Cali Deli,” tutur dia.

- -

Bisnisnya kemudian berkembang dan membuka restoran dengan menu Vietnam lainnya bernama Madame Ching pada 2011. Berbeda dengan Cali Deli, restoran Madame Ching menawarkan makanan berat seperti nasi, mie serta sup. Kini, Cali Deli dan Madame Ching memiliki 15 cabang, di mana satu cabang berlokasi di Surabaya dan sisanya di Jakarta.

Madame Ching berkisah, baginya membuka bisnis restoran bukan perkara mudah. Hal paling sulit menurutnya adalah maintenance, alias bagaimana menjaga agar bisnis tetap berjalan dengan baik.

Untuk persoalan itu, ia selalu berupaya menjaga kualitas makanannya sehingga bisa memuaskan pelanggan. Ia selalu menyempatkan diri pergi sendiri ke pasar tiga kali dalam satu minggu untuk memilih langsung bahan-bahan kebutuhan di restorannya.

“Saya juga memproduksi sendiri bakso serta selalu menjaga kebersihan dapur,” ujar perempuan 61 tahun itu. Demikian juga dengan bahan lainnya seperti butter dan sirup yang menggunakan produk-produk berkualitas.  

Ikuti cerita menarik Madame Ching mengenai bisnis kulinernya di artikel selanjutnya.

Madame Ching masih punya kisah menarik mengenai bisnis kulinernya. Apa saja itu? Ikuti kisahnya di artikel selanjutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com