Sorot

Cuma di Meikarta, Waktu Bersama Keluarga Tak Akan Hilang

Kompas.com - 22/10/2017, 18:58 WIB

KompasProperti – Keluarga dan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwa seorang anak.

Bila seorang anak tumbuh dalam keluarga harmonis, yang latar belakang hubungan orang tuanya rukun, serta kondisi pendidikan dan ekonomi baik, biasanya dia akan menjadi anak berkepribadian yang baik juga.

Sebaliknya, jika anak itu besar di keluarga yang tidak akur, ditambah lagi dengan kurang baiknya kondisi sosial ekonomi, maka bukan tidak mungkin perkembangan jiwanya akan terganggu.

Lingkungan berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang. Artinya, pribadi berkarakter positif dibangun dari lingkungan yang positif. Begitu pula dengan pribadi yang negatif merupakan cerminan dari lingkungan yang negatif pula.

Ilustrasi bermainShutterstock Ilustrasi bermain

Hunian semacam rumah tapak dan apartemen juga menjadi pemikiran suatu keluarga dalam menentukan pilihan tempat tinggal. Para pengembang properti pun turut mempertimbangkan itu agar masyarakat berminat dengan unit hunian yang ditawarkan.

Sebagai contoh Lippo Group yang saat ini sedang membangun proyek apartemen dan kota mandiri Meikarta di Cikarang, Jawa Barat. Lippo merancang kompleks ini agar bisa menjadi hunian yang cocok buat semua anggota keluarga dari segala umur.

Dalam suatu diskusi di Tangerang pada medio September 2017, Presiden Direktur Meikarta Ketut Budi Wijaya, mengatakan bahwa selain dari lingkungan tempat tinggal, perubahan karakter orang sekarang juga dipengaruhi dari masalah komunikasi di internal keluarga.

/IlustrasiShutterstock /Ilustrasi

“Salah satu akibat dari kurangnya komunikasi antar-manusia membuat orang cenderung menjadi lebih kasar. Ditambah lagi beragamnya masalah di ibu kota Jakarta, misalnya banjir, got yang mampet dan bau, kemacetan di jalan, dan berbagai masalah lain. Lama-kelamaan hal itu mengubah kondisi kepribadian orang jadi negatif, dan terbawa saat pulang ke rumah,” ujar Ketut.

Maka dari itu, Lippo berkomitmen membangun Meikarta dengan tetap memperhatikan perkembangan karakter manusia. Hal itu direalisasikan dalam berbagai hal. Misalnya membuat taman di Central Park yang jadi tempat bermain anak-anak dan orang tuanya.

“Tersedia pula sekolah, perguruan tinggi, tempat ibadah, sarana olahraga, tempat makan dan hiburan, ruang terbuka hijau, hingga jalan dan moda transportasi yang beragam,” kata Ketut.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

Semua fasilitas itu diberikan kepada para penghuninya agar bisa hidup dengan segala kebutuhan di kompleks itu tanpa perlu keluar dari Meikarta.

Dengan demikian, para penghuni nantinya tidak perlu stres berjam-jam menghabiskan waktu di jalan untuk pergi dan pulang dari sekolah atau tempat kerja, dan akan lebih banyak waktu buat keluarga dan orang-orang terdekat.
 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com