Advertorial

Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Terus Dipacu

Kompas.com - 24/10/2017, 09:38 WIB

Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Proyek ini merupakan proyek strategis nasional untuk meningkatkan perekonomian Provinsi Jawa Barat.

Jalan Tol Cisumdawu ditargetkan dapat beroperasi seluruhnya pada tahun 2019. Dengan selesainya Tol Cisumdawu nanti, diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah tengah dengan utara Jawa Barat, sehingga mengurangi biaya logistik dan meningkatkan produktivitas.

Nantinya jalan tol tersebut juga menghubungkan eksisting jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang-Cileunyi dengan Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan Jalan Tol Palimanan-Kanci yang merupakan bagian Jalan Tol Trans Jawa.

Konektivitas ini dapat meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas jaringan jalan yang menghubungkan wilayah-wilayah di Kota Bandung dengan wilayah-wilayah di sekitar Kota Cirebon, serta mendukung akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang saat ini tengah dikerjakan.

Tol Cisumdawu didesain untuk lalu lintas harian di atas 20.000 kendaraan dan dapat menghemat waktu tempuh yang biasanya ditempuh 5-6 jam (via non tol) menjadi dua jam (via tol). Jalan tol tersebut memiliki panjang 61,675 kilometer yang terdiri dari enam seksi. Seksi 1 dan 2 menjadi tanggung jawab pemerintah, Seksi I (12,025 km) menghubungkan Cileunyi dengan Tanjungsari (Rancakalong) dengan biaya konstruksi senilai Rp 2,1 triliun yang memiliki sumber dana APBN dan Pinjaman Luar Negeri (PLN).

“Seksi 1 saat ini sedang proses  lelang menunggu persetujuan penetapan pemenang harapannya bisa segera tanda tangan kontrak pada awal November 2017 ini, dengan kondisi pembebasan lahan 37 persen sehingga bisa segera dilaksanakan pekerjaan fisiknya,” tutur Kepala Satker Tol Cisumdawu DJBM Kementerian PUPR Wida Nurfarida.

Kemudian seksi 2 sepanjang (17,05 km) sedang dalam proses konstruksi menghubungkan Tanjungsari (Rancakalong)-Sumedang. Estimasi biaya konstruksi seksi 2 sekitar Rp 4,722 triliun dengan sumber pendanaan dari APBN dan Pinjaman Luar Negeri dari Tiongkok.

Pada seksi 2 di bagi menjadi 2 fase, yaitu, fase 1 (6,35 km) telah selesai pada bulan Agustus 2017, dan fase 2 (10,7 km) pekerjaan fisiknya telah mencapai 17,28 persen lebih maju dari jadwal yang direncanakan dengan deviasi +2,45 persen.

“Alhamdulillah makin kencang karena kami melakukan percepatan pekerjaan di lapangan,” kata Wida.

Wida menambahkan, untuk seksi 1 dan 2 ini memiliki kondisi alam yang lebih menantang dibandingkan seksi 3 sampai 6. Pada seksi 2 terdapat satu buah terowongan sepanjang 472 meter dengan 2 lubang, yaitu right tunnel (Rtunnel) dan left tunnel (Ltunnel).

“Untuk Rtunnel penggalian telah mencapai 52 meter, sedangkan Ltunnel telah mencapai 89 meter. Kami targetkan setiap bulannya untuk Ltunnel tembus 50 meter  dan Rtunnel 35 meter. Mudah-mudahan untuk Ltunnel dapat digunakan pada musim mudik tahun depan sebagai jalur alternatif menghindari cadas pangeran,” tambah Wida.

Selain terowongan, pada seksi 2 juga memiliki dua jembatan bentang panjang yaitu jembatan Cisarongge (320 meter) yang telah rampung dan jembatan Cinapel (400 meter) yang saat ini dalam tahap konstruksi.

Sedangkan seksi 3 sampai dengan 6 (32,6 km) yang menghubungkan Sumedang-Cimalaka-Legok-Ujungjaya-Dawuan dan akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) estimasi biaya konstruksinya adalah Rp 5,105 triliun. Seksi tersebut dibangun oleh BUJT, yakni PT Citra Karya Jabar Tol.

Saat ini keempat seksi tersebut masih dalam tahap pengadaan lahan. 

Jalan tol Cisumdawu telah ditunggu-tunggu oleh masyarakat, khususnya bagi para pengusaha. Donny Romadhona (35) seorang pengusaha konveksi kerap melakukan perjalanan Bandung-Cirebon. Dirinya menyambut baik pembangunan jalan Tol Cisumdawu.

“Kalau sudah jadi, jalan tol itu ngebantu banget, karena Cadas Pangeran itu jalannya berkelok. Selain itu di Tanjung Sari juga saya sering mengalami kemacetan,” tutur Donny.

Setidaknya 1 Minggu sekali, Donny melakukan perjalanan Bandung-Cirebon dan sebaliknya. Perjalanan Bandung-Cirebon Donny memilih melalui jalan nasional, sedangkan Cirebon-Bandung melalui jalan Tol Cikampek-Palimanan. Pertimbangan tersebut dikarenakan kondisi jalan tol lebih nyaman dilalui karena tidak berkelok-kelok dan menanjak.

 “Kalau kembali ke Bandung itu sama saja, melewati jalan nasional dan Tol Cipali waktu tempuhnya sekitar 5 Jam. Memang kerugiannya kalau lewat Cipali itu bensin lebih boros karena jarak lebih jauh, tapi tidak terlalu melelahkan,” tutup Donny.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com