Advertorial

SiBerkreasi Netizen Fair 2017 Ajak Warganet Bikin “Adem” Dunia Maya

Kompas.com - 27/10/2017, 09:41 WIB

Sulit mengontrol derasnya aliran konten di dunia digital. Oleh sebab itu, setiap pengguna internet mesti dibekali dengan kemampuan literasi digital, yaitu menyaring mana konten positif yang layak dikonsumsi dan konten negatif yang harus dihindari.

Tidak sekadar menikmati konten, warganet juga seharusnya mampu memproduksi konten positif yang bisa membuat ‘adem’ jagat dunia maya. Masalahnya, belum semua pengguna media digital paham bagaimana melakukannya. Oleh karena itu, Gerakan Nasional Literasi Digital #SiBerkreasi menggelar #SiBerkreasi Netizen Fair 2017 di Hall C, JIEXPO Kemayoran, Jakarta, 27-28 Oktober 2017.

Lewat festival ini, Gerakan #SiBerkreasi mengajak seluruh elemen masyarakat dan komunitas untuk merayakan semangat dan kreasi konten positif di dunia maya. Anda bisa ikut serta dalam berbagai diskusi bersama sejumlah pakar dan praktisi dunia digital.

Dari jutaan konten yang masuk ke gawai masyarakat setiap harinya, ada saja konten negatif yang mendarat. Bila diabaikan, konten negatif seperti berita hoax, ujaran kebencian, cyber-bullying, sampai radikalisme onlinebakal ditelan mentah-mentah oleh pengguna internet.

Melindungi anak di dunia maya

Masalahnya, 80 persen dari pengguna internet adalah anak muda berusia di bawah 29 tahun, dan 30 juta di antaranya adalah anak-anak. Fakta ini cukup membuat para orangtua ngeri, lalu ingin melindungi anak-anaknya dari dampak buruk konten negatif di internet.

Lagi-lagi, cara untuk melindungi mereka dari hal tersebut adalah dengan membekali setiap orang dengan kemampuan literasi digital. Tema ini bakal diangkat oleh ID-COP dalam sesi workshop Internet Kekinian di festival #SiBerkreasi Netizen Fair 2017, pada hari kedua, Sabtu, 28 Oktober 2017.

Diena Haryana dari Indonesia Child Online Protection (ID-COP) mengingatkan orangtua untuk paham mengenai bahaya yang mengancam anak di dunia maya.

“Selain konten negatif bisa menyesatkan anak-anak, orang tua dan pendidik harus sadar di dunia maya ada oknum yang memanfaatkan anak anak untuk kepentingan kepentingan mereka, yang amat merugikan anak. Oknum-oknum ini melakukan pendekatan lewat internet. Yang tak kalah penting, orang tua juga harus memberikan aturan main internet bagi anak, agar mereka tidak kecanduan gadget, games online atau kecanduan pornografi yang akan merusak masa depannya,” tutur Diena.

Kebutuhan literasi digital terbilang sudah mendesak dan tak bisa ditunda. Menurut Ketua Umum Gerakan #SiBerkreasi Dedy Permadi, peningkatan literasi digital mesti dilakukan secara masif dan dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

“Usaha ini hanya bisa efektif jika dilakukan secara masif, sistematis, dan sinergis. #SiBerkreasi hadir untuk memfasilitasi kerja bersama seluruh komponen. Jadi, kuncinya adalah ‘kerja bersama’,” kata Dedy.

Sejalan dengan Dedy, Diena juga mengatakan selama ini ID-COP berupaya mendorong literasi digital untuk melindungi anak-anak dengan menggandeng banyak pihak. “ID-COP menjalin kemitraan dengan banyak pihak agar bisa saling menginformasikan kasus kasus yang sedang terjadi dan bersama sama menguatkan kesadaran masyarakat agar waspada dan mampu mencegah dan mengatasinya,” kata Diena.

Belajar garap konten positif

Nah, melalui #SiBerkreasi Netizen Fair 2017, pengunjung bisa memaksimalkan waktu untuk belajar literasi digital dan bagaimana menggarap dan menyebar konten positif yang bermanfaat. Di sesi DIGITALK, ada Putra Nababan, Yosi Mokalu, Marcella Zalianty, Prilly Latuconsina , hingga Najwa Shihab. Panggung utama juga akan diisi dengan penampilan dari Anji, Mocca, Nidji, GAC, Ananta Vinnie, Eclat dan Classmate Journal, serta para YouTuber seperti Cameo Project, Edhozell, Gerald ‘Kok Bisa’ dan Ria Riciss.

Hari pertama #SiBerkreasi Netizen Fair juga bertepatan dengan Dialog Nasional Indonesia Internet Governance Forum (ID-IGF) yang bertajuk Transformasi Digital, Siapkah Indonesia?. Diskusi tahunan tentang tata kelola internet di Indonesia ini menghadirkan multi-stakeholder di bidang internet dan dibagi dalam 12 kelas workshop. Tahun ini, untuk pertama kalinya, ada sesi Youth ID-IGF dengan pembicara dan peserta dari kalangan muda, dan sesi pitching untuk start-up.

Masih banyak lagi rangkaian kelas dan diskusi yang diisi oleh pakar digital dan komunitas, dan praktisi bisnis lainnya. Selain itu, ada pula 68 boothyang bisa Anda kunjungi untuk membangun jejaring di ranah digital.

Beberapa tema menarik di workshop antara lain dari kelas Microsoft yang akan membahas tentang, Rinna, chatbot wanita dengan kecerdasan buatan. Ada juga Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) akan berbagi banyak cara bagi warganet untuk mengenali dan tidak terjebak berita palsu yang kini makin gencar menyerang dunia maya.

Gaet kreator muda

Gerakan #SiBerkreasi berupaya mendorong penyebaran konten positif yang lebih luas dengan mengadakan Indonesia Siberkreasi Netizen Awards. Penghargaan yang digelar setahun sekali ini bertujuan mengapresiasi kreator-kreator muda yang karyanya dinilai membawa semangat positif.

Selain itu, di ajang #SiBerkreasi Netizen Fair 2017 bakal ada kelas buat para kreator muda, seperti Ruru Radio, Komikazer, dan FIRAL (Festival Literasi Digital). Dengan kehadiran mereka, para pengunjung festival bisa mengikuti berbagai workshop kreatif seperti membuat komik, infografis, dan video.

Content creator juga bisa memanfaatkan creative space, seperti green screen, instagrammable corner, 3D Trick Art, serta comic corner untuk langsung berkreasi di lokasi. Bahkan ada workshop dongeng bersama Kak Aiodongeng,” kata Dedy.

Semua acara dan fasilitas gratis dan terbuka untuk umum. Peserta Digitalk dan Workshop harus mendaftar secara online terlebih dulu di www.siberkreasi.id. Informasi lengkap tentang jadwal dan pengisi acara #SiBerkreasi Netizen Fair bisa dilihat diwww.siberkreasi.id/netizen-fair-2017.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com