Advertorial

GBBS Ajak Kebersihan dan Keramahan jadi Budaya Baru di Merauke

Kompas.com - 27/10/2017, 11:00 WIB

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) telah memasuki titik kedua, yakni Kabupaten Merauke, Papua. Kegiatan ini merupakan hasil kerja koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian Kemenko PMK bersama Kemenko Maritim, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke.

Kegiatan yang berpusat di Aula Kolese Pendidikan Guru (KPG) Khas Papua, Rabu (25/10/2017) ini dibuka oleh Sekda Kab Merauke, Daniel Pauta, yang mewakili Bupati Merauke. Acara pembukaan GBBS ini dihadiri pula oleh Anggota DPRD Kab Merauke, jajaran SKPD se-Kabupaten Merauke, Perwakilan Rektorat Universitas Negeri Musamus Merauke, para kepala distrik, para siswa sekolah se-Kabupaten Merauke, para guru sekolah, anggota komunitas dan relawan serta media massa.

Kemenko PMK, melalui Asisten Deputi Warisan Budaya, Pamuji Lestari, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa GBBS ini mengambil bagian dari rangkaian kegiatan Ekspedisi NKRI 2017 dan Ekspedisi Bhakti PMK 2017.

“Merauke dipilih dari 560 kabupaten yang ada di Indonesia. Suatu hal yang membanggakan tentunya mengingat Merauke sebagai wilayah paling timur Indonesia telah terpilih sebagai pusat kegiatan GBBS ini. Kami percaya Masyasakat Merauke punya keramahan khas dan kebaikan hati kepada para pendatang,” papar Pamuji.

“Saya mengajak adik-adik sekolah yang hadir hari ini dan masyarakat Merauke pada umumya untuk terus jaga kebersihan dan selalu tersenyum. Kami titipkan Merauke agar dampak dari kegiatan ini terus berlanjut,” tambah dia.

Senada dengan Pamuji, Sekda Kab Merauke mengungkapkan bahwa Kabupaten Merauke memang telah lama bertekad untuk memiliki wilayah yang bersih dan hijau. “Karena kami tahu, sudah semakin banyak orang yang mau datang ke Merauke. Kami memang tidak punya gunung tapi kami punya sungai dan daratan yang luas. Indah untuk dilihat. Dengan GBBS ini kami juga bertekad untuk terus menjaga kebersihan dan keramahan masyarakat kepada para pendatang serta kami tetap menjaga NKRI,” katanya.

Dia juga menambahkan, upaya meneruskan budaya bersih harus terus didengungkan mengingat kebersihan itu perlu pembiasaan yang dapat dimulai dari keluarga. “Masyarakat kami memang masih belum sadar benar apa itu manfaat dari menjaga kebersihan dan kesehatan. Maka, mari kita jaga kebersihan, mulai dari diri kita, keluarga, sekolah bahkan tempat kerja kita,” katanya.

Penyerahan Simbolis Peralatan GBBS oleh Kemenko PMK (Dok. Kemenko PMK) Penyerahan Simbolis Peralatan GBBS oleh Kemenko PMK (Dok. Kemenko PMK)

Sebelum acara puncak, Tim GBBS Kemenko PMK melakukan berbagai persiapan yang dipusatkan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Merauke selaku panitia daerah. Sementara pada acara puncak yang digelar mulai Rabu pagi waktu setempat, kegiatan dimulai dari aksi bersih lingkungan sepanjang dua kilometer di sepanjang jalan dari lokasi acara.

Kegiatan lalu berlanjut dengan pembukaan, pentas seni, aksi tanam pohon, penyerahan atribut GBBS secara simbolis kepada Sekda Kab Merauke. Acara juga diisi dengan sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental oleh Kemenko PMK dan Gerakan “Save Our Seas” oleh Kemenko Maritim.

Acara sosialisasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan partisipasi dalam mewujudkan GBBS dengan narasumber Asdep Warisan Budaya Kemenko PMK Pamuji Lestari terkait Gerakan Nasional Revolusi Mental, Asdep Jejaring Innovasi Meritim Kemenko Maritim TB Rismunandar tentang Bersih Pantai dan Kementerian LHK Mahendro Sulisyo tentang Pengelolaan Sampah dan Biopora dengan Moderator Dohardo Pakpahan selaku Kabid Sejarah dan Warisan Dunia Kemenko PMK.

Acara lainnya juga diisi oleh lomba yel-yel dan kuis yang berhadiah cendera mata khas Revolusi Mental. Tampil sebagai juara lomba yel-yel SMP Negeri Buti (Juara I); SMA KPG (Juara II); dan SD YPPK Biankuk (Juara III). Dalam acara ini juga diberikan bantuan Kontainer Sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan bantuan 1000 pasang seragam sekolah dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran kepada sekolah-sekolah yang tergolong tidak mampu. Acara selanjutnya akan ditutup pada Rabu malam dan Masyarakat Merauke juga diajak nonton bareng film berjudul Sekolah Rimba dan Garuda 19. (*)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com