Sorot

Menyambut Tren Perkantoran Modern di Cikarang

Kompas.com - 28/10/2017, 20:19 WIB

 
KompasProperti - Kawasan central bussiness district (CBD) Meikarta dinilai prospektif karena jumlah orang asing akan terus bertambah di Cikarang. Hal tersebut berpotensi menjadi pemasukan tinggi dari nilai sewa properti-properti di daerah Cikarang.

Chief Marketing Officer Lippo Homes Jopy Rusli, mengatakan saat peresmian penutupan atap (topping off) dua apartemen Orange County atau kawasan segitiga emas (CBD) di Meikarta yang dilakukan Lippo Group.

Dua apartemen bernama Irvine Suites dan Westwood Suites ini bernilai Rp 1 triliun. Saat ini, seluruh unitnya sudah habis terjual dengan harga perdana Rp 700 jutaan.
 
Pada penjualan perdana 2014 lalu, Irvine Suites mampu mengumpulkan lebih dari Rp 800 miliar. Dari jumlah ini, sebanyak 1.000 modul unit dilepas Lippo kepada pembeli.

Baca: Pasar Perkantoran Jakarta Masih Lesu

Sementara Westwood diluncurkan setahun kemudian dan juga langsung terjual habis.
 
"Apartemen ini dijual dengan konsep bisa digabung. Jadi kalau ada pembeli satu modul satu bedroom atau dua modul dua bedroom, sangat fleksibel sekali," kata Jopy saat konferensi pers di Lippo Mall Kemang, Kamis (26/10/2017)
 
Menurut dia, pembeli apartemen tersebut adalah pemakai dan investor. “Karena di daerah sana banyak ekspatriat, yang 65 persen adalah orang Jepang," ujarnya.
 
Para pembeli yang berlatar belakang investor ini, kata Jopy, mengharapkan keuntungan dari orang asing yang bekerja di kawasan industri Cikarang.

Awan gelap menyelimuti Kota Jakarta di kawasan perkantoran, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2016).KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG Awan gelap menyelimuti Kota Jakarta di kawasan perkantoran, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2016).

Menurut perhitungan dia, para ekspatriat ini memberikan pengembalian investasi atau return of investment (ROI) lebih dari 20 persen.
 
"Ini bukan hanya tempat yang diincar untuk tinggal karena berkembang sekali punya pabrik atau future plan di sana, tapi ini produk investasi juga," ujarnya.
 
Menurut dia, kawasan CBD Meikarta juga prospektif karena jumlah orang asing itu akan terus bertambah. Hal ini berpotensi menjadi pemasukan sewa properti-properti di daerah Cikarang.
 
Sebelumnya, Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya, mengakui bahwa kawasan industri Cikarang belum didukung dengan perkantoran yang memadai, termasuk misalnya showroom untuk memamerkan produk industri tersebut.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

 
Untuk itu, Ketut melanjutkan, Meikarta disiapkan dengan perencanaan yang matang dengan memperhatikan kawasan di sekitarnya.
 
“Zonasi untuk perkantoran sudah ada, tapi belum fix. Harapannya supaya kantor pusat perusahaan-perusahaan itu yang di Jakarta kecil saja, tapi kantor cabang atau supporting office-nya yang besar di Meikarta,” ujarnya, Rabu (18/10/2017)
 
Dia menambahkan, maksud pembangunan perkantoran ini supaya waktu tempuh perjalanan para pekerja tidak terlalu lama, cukup sekitar 30 menit saja. Dengan demikian, energi para pekerja itu tidak habis di jalan dan produktivitas mereka bisa meningkat.
 
Perlu dicatat, Kota Cikarang yang terletak di timur Ibu Kota Jakarta itu memang telah menjadi salah satu pusat industri nasional yang nilai ekspornya mampu bersaing dengan Batam.
 
Kawasan industri di Cikarang merupakan kawasan industri yang potensial mengingat ada sekitar 3.000 pabrik yang berasal dari 30 negara berlokasi di kawasan tersebut.

Baca: James Riady Meikarta akan Memperkuat Koridor Timur

Kawasan tersebut mampu menyumbang sebesar 34,46 persen penanaman modal asing (PMA) nasional, serta 22-45 persen volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.

Bisa dibayangkan, berapa unit perkantoran yang perlu dipasok untuk Cikarang yang juga menjadi kawasan potensial hunian bagi para pekerja sekaligus kawasan yang bernilai ekonomis.
 
Untuk mewujudkan lebih cepat hal itu, saat ini, Pemerintah pun membangun enam infrastruktur penting. Berturut-turut adalah Patimban Deep Seaport yang nantinya akan membantu aktivitas ekspor dan impor di daerah tersebut.

Lantaran merupakan pelabuhan dalam, kapal besar dapat langsung merapat dan tak lagi perlu melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
 
Kedua, International Airport Kertajati. Keberadaan Kertajati ini tentu akan memudahkan lantaran pilihan bandara di kawasan tersebut menjadi lebih banyak. Infrastruktur ketiga adalah kereta api cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung. Moda transportasi ini akan membuat lama perjalanan Jakarta-Bandung hanya 39 menit.

Ilustrasi Meikarta Ilustrasi Meikarta

 
Sedangkan, infrastruktur keempat dan kelima adalah Light Rail Transport (LRT) Cawang-Bekasi Timur-Cikarang dan Automated People Mover (monorel).
 
Infrastruktur keenam ialah Jakarta Cikampek Elevated Highway. Keenam infrastruktur tersebut diperkirakan akan selesai dibangun dua hingga tiga tahun mendatang.

Yang menarik, keenam infrastruktur itu menjadi pendukung bagi kota baru Meikarta yang tengah dibangun Lippo Group.
 
Monorel akan dibangun di tengah Meikarta. Moda transportasi itu menjadi penyambung kawasan itu dengan daerah-daerah industri di Cikarang. Megaproyek Meikarta adalah harapan baru bagi Cikarang dan bahkan sekitarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com