Sorot

Tidak Cuma di Jakarta, Cikarang Pun Siap Jadi Pusat Peredaran Uang

Kompas.com - 29/10/2017, 22:00 WIB


KompasProperti - Cikarang merupakan kawasan industri yang potensial sebab sekitar 3.000 pabrik yang berasal dari 30 negara berlokasi di kawasan itu.

Dampaknya, kawasan industri Cikarang mampu menyumbang sebesar 34,46 persen penanaman modal asing (PMA) nasional. Selain itu, 22-45 persen volume ekspor nasional pada tahun 2008 dengan omzet mencapai 35 miliar dollar AS dan 70 persen di antaranya untuk pasar ekspor.

Dengan kondisi tersebut, Cikarang menjadi kawasan potensial hunian bagi para pekerja sekaligus kawasan yang bernilai ekonomis.

“Nantinya, inilah yang kemudian disebut dengan trickle down effect yang besar dari properti untuk pengembangan kota baru,” ujar Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya, Rabu (18/10/2017).

Baca: Lippo Ikut Menyediakan Perkantoran Modern di Cikarang

Menurut dia, Meikarta bakal memberi manfaat untuk orang-orang sekitar. Mulai dari yang menempatkan bisnisnya di ruko sampai pedagang warung atau sekadar tukang kopi keliling pun omzetnya akan naik setelah proyek Meikarta berjalan

Tentu saja, manfaat tersebut belum termasuk rencana hadirnya perkantoran, rumah sakit, perguruan tinggi, restoran, tempat hiburan, wisata di kota baru Meikarta. Bisa dibayangkan, berapa perputaran uang yang akan beredar di kawasan tersebut?

Setelah apartemen terbangun, lalu muncul perkantoran untuk mendukung industrinya serta rumah sakit berskala internasional. Belum lagi bermunculannya bisnis skala menengah atau UKM yang ingin mendulang untung di kawasan itu.

Ketut mengatakan, lapangan kerja akan terbuka luas bagi masyarakat sekitar Meikarta. Potensi penyerapan tenaga kerja bahkan mencapai 60 ribu orang untuk kota baru itu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Chairman Lippo Group James Riady menekan tombol sirine sebagai tanda penutupan atap dua apartemen Meikarta, Minggu (29/10/2017). Kompas.com/Erwin Hutapea Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Chairman Lippo Group James Riady menekan tombol sirine sebagai tanda penutupan atap dua apartemen Meikarta, Minggu (29/10/2017).

“Kami ingin orang lokal yang bekerja, mulai dari low skill sampai high skill. Misalnya untuk petugas kebersihan, dan petugas di waste water management, perlu skill tinggi. Sekitar 50.000-60.000 pekerja sekarang, misalnya tukang bangunan, petugas kebersihan, keamanan, dan lainnya,” katanya.

Lippo Group juga akan membangun gedung pertemuan sebagai fasilitas MICE. Rencananya, gedung itu kapasitasnya lebih besar dari Jakarta Convention Center (JCC).

Selaku pengembang Meikarta, Lippo Group menilai masih banyak peluang bisa dikembangkan untuk memberikan dukungan pada bisnis MICE di Cikarang, misalnya membangun hotel.

Maka dari itu, nantinya di Meikarta juga akan dibangun hotel bertaraf bintang lima dengan jaringan internasional.

Baca: Bangun 2 Hotel di Cikarang, Lippo Gandeng Langham

Keyakinan itu tak lepas dari rencana pembangunan enam infrastruktur penunjang di dekat kota mandiri Meikarta, terutama transportasi.

Keenam proyek itu adalah Bandara Internasional Kertajati, Pelabuhan Patimban, Jakarta-Cikampek II Elevated Highway, kereta ekspres Jakarta-Bandung, Light Rail Transit (LRT), dan monorail.

Kereta cepat India.Wikipedia Kereta cepat India.

“Jadi Meikarta bisa menunjang proyek-proyek strategis itu, infrastruktur yang dikerjakan pemerintah. Semuanya itu saling mendukung,” katanya.

Dukungan infrastruktur yang begitu lengkap di sekitar Meikarta itu akan mempermudah akses transportasi yang aman, cepat, dan nyaman bagi siapa pun, termasuk membantu kelancaran bisnis MICE yang masih potensial di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau