Kilas

Serunya Bersepeda Gunung di Hutan Kota Gunung Ja'as Trenggalek

Kompas.com - 30/10/2017, 11:54 WIB

TRENGGALEK, KOMPAS.com –Berwisata ke Trenggalek tak seru kalau tak berkunjung ke Hutan Kota di kawasan Gunung Ja'as. Destinasi wisata ini mudah dijangkau karena berada di sebelah barat alun-alun Kota Trenggalek.

“Masyarakat atau wisatawan tak akan kehabisan destinasi jika berkunjung ke daerah yang dikenal sebagai kota keripik tempe ini," kata Ketua Komunitas Peduli Hutan Kota (Kompi Huko) Ganif Tanto Adi, Minggu (29/10/2017).

Kawasan wisata yang dikemas sealami mungkin tersebut berada di kawasan seluas sekitar 40 hektar milik Perhutani. Saat ini, lahan yang sudah dibangun berbagai sarana baru seluas 10 hektar. Sisanya, masih dalam rencana pembangunan pengembangan yaitu mencapai 30 hektar hingga puncak Gunung Kuncung.
 
Suasana yang nyaman dan sejuk mulai terasa sejak awal masuk kawasan Hutan Kota. Ada beberapa jalur disediakan bagi pengunjung, yakni jalur utama melintas di jalan yang sudah dibuat sedemikian rupa. Jalur itu memudahkan pengunjung menikmati suasana di kawasan wisata ini.

Pengunjung yang menyukai tantangan dapat mencoba sepeda gunung (downhill). Jalur yang berliku dan menanjak dapat ditempuh sendiri maupun bersama rombongan.

Salah seorang pengujung Nadifa (16) mengaku sering datang ke hutan kota saat akhir pekan.  "Asyiknya di sini enggak jauh lokasinya tapi enak untuk bersantai, kumpul sama temen sekolah kapan saja," katanya.

Di sepanjang jalur hutan kota, banyak tersedia gazebo serta kursi di tepi jalur. Kursi dari besi tempa berjumlah 16 buah itu merupakan bentuk corporate social responsibility (CSR) dari sebuah institusi.

Selain itu, ada amphitheater yang bisa digunakan sebagai lokasi pertunjukan seni. Panggung terbuka ini berada di sisi bagian utara. “Hutan kota merupakan tempat terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan oleh semua masyarakat.  Di lokasi ini juga tidak perlu membayar retribusi,” ujar Ganif.

Suasana sejuk dan teduh membuat pengunjung betah menghabiskan waktu di tempat ini. Lokasi wisata ini juga cocok untuk keluarga yang memiliki anak-anak.

Tidak hanya itu, di sisi bagian barat kawasan hutan kota terdapat kebun binatang mini. Aneka satwa seperti burung merak, rusa, landak hidup di situ.

Hamparan pemandangan Kota Trenggalek terpampang sempurna dari berbagai sisi puncak Gunung Ja’as.

“Jalur menuju puncak Gunung Ja’as masih tergolong mudah. Sebagian besar di semen dan dilengkapi dengan ada tanda penunjuk arah.

Hampir setiap hari kawasan wisata ini ramai dikunjungi wisatawan yang ingin berekreasi sambil berolahraga.

Sementara, pada akhir pekan atau hari libur libur, kawasan ini semakin ramai dikunjungi wisatawan berbagai daerah.

Selain itu, kawasan hutan kota yang konon  erluas di wilayah Jawa Timur ini juga menjadi sarana edukasi. Sediktnya, ada 83 jenis tanaman ada di kawasan hutan kota ini. 

Tanaman langka di kawasan itu seperti Pohon Nogosari, Tanaman Kepel (Thothokan), dan Pohon Enam-Enam. Aneka tanaman buah-buahan juga ada di kawasan ini.

“Di kawasan ini terdapat tanaman hutan, Seperti Sengon Buto, Kayu Alba, Trembesi, dan Akasia. Aneka jenis bambu juga ada, yakni jenis Ori, Bambu Cina, Petung, Bambu Rampal, dan masih banyak lagi,” katanya.

Pada awalnya, kawasan hutan ini di kelola dan dikembangkan oleh komunitas peduli hutan kota (Kompi Huko) dan di resmikan tanggal 13 Juni 2015 silam.

Sejak awal diresmikan, kawasan ini sudah banyak diminati dan dikunjungi oleh warga masyarakat. Seiring berjalannya waktu, Kawasan hutan kota semakin dikenal oleh wisatawan dari berbagai daerah.

“Kompi Huko sebagai komunitas peduli Hutan Kota, selama ini hanya bertindak sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Hutan Kota dan sukarela," katanya.

Wahana pelengkap

Kawasan Hutan Kota Trenggalek juga memiliki sejumlah wahana permainan yakni flying fox serta wahana uji ketangkasan bagi anak-anak maupun orang dewasa.

Pengunjung tidak perlu membayar mahal untuk menikmati wahana itu. Hanya dengan membayar tiket Rp 5000, pengunjung bisa mencoba sensasi wahana tersebut.

“Bentang flying foxnya cukup panjang sekitar 300 meter,  posisinya cukup menunjang karena berada di kawasan hutan.  Sehingga sensasi saat berseluncur dipastikan cukup menegangkan karena melewati pohon pohon besar tapi tetap aman, ada pemandunya juga, " tambah ganif.

Wahana lain yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung yakni sewa kuda dan persewaan motor ATV. Kontur tanah khas perbukitan menambah sensasi berkendara dengan motor cilik ini.
 KONTRIBUTOR TRENGGALEK/ SLAMET WIDODO)

 


Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau