Advertorial

Bukan Semata Kepuasan Materi, Bisnis HLS Rambah Dunia Pendidikan Desain

Kompas.com - 31/10/2017, 19:00 WIB

Nama HLS Telecom dan HLS Yamaha Music mungkin sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Dibalik suksesnya berbagai bisnis dengan merek HLS itu, Henry Lukito Setiawan adalah sosok yang membesarkannya. Meskipun telah sukses, siapa sangka kini bisnisnya justru semakin bertambah dengan memasuki bidang pendidikan fashion dan desain interior.

Sebelumnya Henry mengaku tidak terpikirkan untuk mesuk ke bisnis pendidikan, khususnya di bidang fashion dan interior. Namun setelah diperkenalkan oleh temannya, ia pun menyadari bahwa Indonesia begitu kaya akan ragam desain dari seluruh tanah air. Dengan dukungan dari berbagai pihak, lahirlah Inter National Institute of Fashion Design (INIFD) Jakarta.

“Saya juga mendapat dukungan dari Inter National Institute of Fashion Design ( INIFD) yang berpusat di India, untuk mendirikan sekolah fesyen dan desain interior ini. INIFD sendiri mengusung desain lokal dan internasional. INIFD juga sudah beroperasi di India, London, Chicago, Bangladesh, Dubai, dan Nepal,” papar Henry.

Berdiri sejak Juni 2016, sekolah ini bukan sekedar strategi bisnis Henry. Ia mengaku melalui sekolah inilah ia mendapatkan kepuasan batin dan melakukan aktualisasi diri lewat proses belajar mengajar yang berlangsung. Melalui INIFD Jakarta pula, ia mencoba menerjemahkan minat fashion lokal tanah air dan mempersiapkan generasi yang kreatif.

“Mungkin tidak banyak menghasilkan uang, tapi banyak menghasilkan kepuasan pada diri saya. Setidaknya kami bisa membekali orang lain atau anak didik dengan keterampilan agar mereka bisa menciptakan sesuatu,” tuturnya.

Keseriusan Henry akan bisnis ini pun tercurah lewat berbagai fasilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Mengingat siklus dunia fashion yang dinamis, INIFD Indonesia menyediakan berbagai kelas pendek berdurasi tiga bulan untuk para siswanya. Selain menggunakan media ajar multimedia, para siswa pun belajar langsung dari guru yang berada di Milan dan Paris melalui panggilan video.

“Dari sisi internal, saya berharap untuk terus bisa berinovasi. Mulai dari kurikulum, mencari hal yang selalu sesuai dengan masyarakat dan bisa menjawab tantangan masa kini. Kami juga selalu menghargai nilai-nilai yang bersifat lokal”, katanya.

Melalui sekolah ini, diharapkan bakat-bakat muda tanah air bisa membuat sesuatu dari kemampuan yang mereka miliki. Dengan demikian, pintu menuju dunia fashion internasional semakin terbuka untuk desainer Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com