kabar ketenagakerjaan

Memupuk Kompetensi Kerja Lewat Program Magang

Kompas.com - 10/11/2017, 18:03 WIB

Di era ini, sumber daya manusia di Indonesia mesti mampu berkompetisi secara global. Untuk bisa bertahan dalam kondisi persaingan yang ketat, angkatan kerja harus punya modal berupa kompetensi.

“Di era persaingan ini alat pertahanannya adalah kompetensi,” tutur Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri saat membuka acara Rapat Kerja Nasional I Asosiasi Penyelenggaraan Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Jakarta Timur, Jumat (10/11/2017).

Untuk memupuk kompetensi yang mumpuni, angkatan kerja perlu menjalani proses magang atau praktik kerja lapangan. Melalui proses magang, angkatan kerja akan mendapat keterampilan dan kemampuan berinteraksi sesuai dengan industri yang ingin dijalani.

Dalam rapat kerja dengan agenda bertajuk “Meningkatkan Profesionalisme dan Sinergitas Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri di Era Persaingan Kompetensi Global" ini, Hanif menegaskan, pemagangan sebagai bagian dari sistem pelatihan nasional merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Dalam prosesnya, magang memberi kesempatan kepada peserta untuk mendapat keterampilan, alih teknologi, dan kemampuan terkait bidang pekerjaannya.

Hanif menuturkan, saat ini angkatan kerja di Indonesia masih didominasi oleh masyarakat berpendidikan rendah. Sebanyak 60 persen dari total 131,5 juta angkatan kerja merupakan lulusan SD dan SMP.

"Pengangguran akan terjadi kalau di antara beberapa orang tidak memiliki kompetensi," ujar Menaker.

Pemerintah Indonesia, kata Hanif, bakal terus meningkatkan akses dan mutu pelatihan kerja, baik itu vocational training ataupun retraining. Kualitas pelatihan yang baik ini akan menjadi jembatan para angkatan kerja untuk masuk ke lapangan kerja. Bermodal kemampuan dari pelatihan, angkatan kerja diyakini siap dan mampu menjawab tantangan dalam dunia kerja dengan.

"Mereka (ankatan kerja-red) bisa memperbaiki karir dan meningkatkan kualitas pekerjaannya. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan yg berkualitas sangat penting," tutur Hanif.

Untuk diketahui, Kemnaker bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga telah menciptakan program pemagangan nasional yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Desember tahun 2016 lalu. Pada tahun 2018 ke depan, menargetkan program pemagangan bisa diikuti oleh 400.000 orang dan dengan melibatkan 4.000 instruktur.  

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com