kabar ketenagakerjaan

Menaker Tekankan Pentingnya Transformasi Pendidikan untuk Sektor Perikanan dan Kelautan

Kompas.com - 15/11/2017, 19:39 WIB

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menilai potensi sektor perikanan dan kelautan Indonesia sangat tinggi. Hanif mengungkapkan, kekuatan sektor maritim Indonesia bisa dibangun dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, industri, daya saing dan perlindungan sumber daya manusia. Jika aspek-aspek tersebut tak dipertimbangkan, maka sektor kemaritiman Indonesia tidak akan kompetitif.

"Kalau soal industri bagaimana agar mereka bisa menghasilkan produk yang bagus dan banyak. Kita bicara soal kualitas dan kuantitas, proses distribusinya harus cepat, harga juga harus terjangkau," kata Hanif saat memberikan paparannya dalam diskusi di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, Sabtu (11/11/2017) siang.

Selain industri maritim yang kompetitif, Hanif juga menegaskan perlunya perhatian pada pendapatan para nelayan untuk menghindari ketimpangan sosial antara industri dan nelayan.

Hanif mencontohkan, Maluku memiliki potensi sumber daya ikan yang tinggi. Begitu juga jika berkunjung ke rumah penduduk Raja Ampat di pinggiran sungai. Setiap bagian bawah dapur terdapat lubang untuk melihat dan menangkap langsung ikan-ikan yang melewati lubang tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat juga perlu diberdayakan dalam memanfaatkan sektor perikanan untuk menunjang perekonomian mereka. Tidak hanya itu, perlindungan bagi para nelayan dalam bekerja juga penting

"Karena pekerjaan mereka beresiko tinggi. Saya ingin teman-teman KERAPU (Keluarga Alumni Perikanan UNDIP), bisa mendorong isu perlindungan. Banyak dari mereka belum jadi peserta BPJS misalnya, hal semacam ini harus kita tangani," ujarnya.

Transformasi pendidikan

Hanif menekankan kunci utama membangun SDM berkualitas dalam sektor maritim adalah melakukan transformasi kurikulum pendidikan khususnya terkait perikanan dan kelautan.

"Soal kompetensi daya saing, Indonesia ini missmatch-nya tinggi sekali. Jutaan angkatan muda yang baru lulus kerapkali missmatch antara jurusan dan pekerjaannya. Saya ingin mendorong perguruan tinggi melakukan inovasi," tegas Hanif.

Selain itu Hanif juga ingin memperluas sertifikasi profesi bagi para nelayan. Kurikulum pendidikan perikanan dan kelautan juga harus menyesuaikan perkembangan teknologi serta selera generasi muda yang selalu berubah. Hanif menilai, industri kerap kali mati akibat ketidakmampuan sumber daya manusia mereka beradaptasi terhadap teknologi

"Ketika industri menua, maka harus diubah. Skill sumber dayanya ketika menua juga harus diubah. Itulah kenapa sistem pendidikan kemaritiman kita harus di reformasi secepat mungkin," paparnya.

Perguruan tinggi dan perusahaan harus bertanggungjawab melibatkan mahasiswa secara aktif dalam program magang.

"Mereka harus menyediakan mentor-mentor untuk melatih dan membimbing mereka," tutup Hanif

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com