Advertorial

Industri Karet dan Plastik Diproyeksi Akan Sumbang Rp 86 Triliun di Akhir 2017

Kompas.com - 16/11/2017, 17:46 WIB

Industri plastik dan karet merupakan industri yang perlu didorong perkembangannya karena memiliki potensi pasar sangat prospektif. Baik di dalam, maupun di luar negeri. Plastik merupakan produk yang sangat luas penggunaannya.

Plastik dan karet adalah barang konsumsi, sekaligus bahan baku industry. Misalnya saja seperti  industri makanan dan minuman, elektronik, kosmetik, farmasi, otomotif, maupun untuk pendukung konstruksi.

"Industri plastik dan karet merupakan salah satu industri prioritas nasional. Di sektor hilir industri ini mencatatkan nilai ekspor sebesar 2,1 miliar dollar AS pada 2016. Pemerintah juga mendorong pengembangan sektor industri karet, khususnya hilir, untuk memaksimalkan konsumsi karet alam domestik,” terang Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier saat membuka pameran Plastics and Rubber Indonesia 2017, Rabu (15/11/2017) lalu.

Taufik berharap pameran semacam ini dapat diadakan secara rutin sehingga mampu menumbuhkan minat investasi pada industri plastik dan karet. Termasuk permesinan untuk pengembangan industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga bisa melengkapi rantai pasok plastik dan karet di Indonesia.

“Kami harapkan dapat memberikan motivasi dan inovasi kepada dunia usaha sekaligus mendorong para pengusaha untuk mengembangkan industri dalam negeri melalui transfer teknologi terbaru dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi,” ungkap Taufik.

Industri pengolahan non migas tercatat pada kuartal III 2017 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5, 49 persen. Angka tersebut di atas tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 5,06 persen. Sektor industri karet dan plastik berkontribusi sebesar 0,59 persen untuk PDB.

Sepanjang tahun 2017 sektor industri ini telah menghasilkan lebih dari Rp 64 triliun dan diproyeksikan akan menjadi Rp 86 triliun pada akhir 2017, alias meningkat 8,4 persen dibanding tahun lalu. Ini mengindikasikan semakin membaiknya perekonomian Indonesia pada 2017.

Adhi S Lukman, Ketua Umum Gabungan Pegusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengaku plastik masih menjadi salah satu favorit di industri pangan olahan, karena sifatnya yang elastis, mudah dibentuk, kuat dan terjangkau.

“Kemasan memang bukan hal utama dalam industri pangan olahan, namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati konsumen. Fungsi penting dari kemasan adalah dapat menjaga keawetan dan higienitas produk yang dijual, serta fungsi penyimpanan dan distribusi,” terang Adhi.

Pamerindo Indonesia, selaku penyelenggara pameran Plastics & Rubber 2017  yang sudah berjalan selama 30 tahun, sangat mendukung kebijakan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian yang menetapkan industri plastik hilir sebagai sektor prioritas pengembangan pada tahun 2015-2019.

“Untuk mendukung kualitas dari industri hilir, kami menghadirkan beragam mesin injection moulding yang mampu menghasilkan bentuk dari kemasan plastik sesuai dengan yang diinginkan. Bahkan dari mutu kualitas, kecepatan hingga ketepatan dari kemasan yang dihasilkan dapat dihasilkan dari mesin-mesin berteknologi tersebut,” terang Wiwiek Roberto, Project Director Pamerindo Indonesia.

Betapa pentingnya inovasi sebuah kemasan, mulai dari desain, teknologi, dan tren yang sesuai dengan kebutuhan pasar global. Hal ini juga menjadi perhatian dari Indonesia Packaging Federation (IPF) untuk mendorong daya saing produk kemasan dari Indonesia di pasar Global. “Kemasan harus memiliki inovasi sesuai kebutuhan pasar global, tidak hanya desainnya tetapi juga teknologi dan manfaatnya,” ungkap Ariana Susanti, Business Development Director IPF.

Dalam pameran Plastics & Rubber Indonesia 2017 yang diselenggarakan pada tanggal 15 – 18 November 2017 di Jiexpo Kemayoran, akan ditampilkan karya pemenang kontes Packindo Star yang mendapatkan penghargaan  Award.

“Kami sangat bangga  karena Indonesia mendapatkan best of the best dalam ajang kontes pengemasan se-Asia. kami harapkan akan ada banyak lagi karya-karya inovatif dari Indonesia di ajang dunia dengan didukung berbagai teknologi baru permesinan dalam industri pengemasan,” kata Ariana.

- -

Salah satu peserta pameran, PT Eka Maju Mesinindo yang bergerak di mesin injection mengaku terus berinovasi melalui mesin pencetak yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Perusahaan ini sudah berdiri selama 35 tahun.

“Kami mengerti bahwa kebutuhan mesin pasti akan berbeda dari klien yang satu dengan lainnya. Untuk itu kami menyediakan mesin injection moulding baik yang manual, semi otomatis, hingga yang otomatis,” ujar Fredy Nyoman, Marketing Manager PT Eka Maju Mesinindo.

Sementara itu, di industri dricktech PT Ria Engineering akan menampilkan beberapa produk unggulan dari berbagai negara mulai dari China, Taiwan, Belanda, dan Korea.

“Untuk menjawab kebutuhan industri plastik yang kian berkembang di Indonesia, selama pameran nanti akan memamerkan beberapa produk unggulan kami,”  ungkap Angeline Tan, Marketing Manager  PT Ria Engineering.

Angeline mengatakan perusahaannya akan menghadirkan Chum Power dari Taiwan, L2GM Machine, yang didesain khusus untuk processing 4,6 dan 20L PET, yang merupakan mesin ideal untuk sektor konsumsi air, serta Movacolor dari Belanda yang menjawab berbagai persoalan di bidang penghematan warna dan menggunakan bahan daur ulang untuk penghematan. PT Ria Engineering juga akan membuka booth khusus untuk menjawab penasaran pengunjung.

Bersamaan dengan pameran Plastics & Rubber Indonesia 2017, juga terdapat pameran Drinktech Indonesia, Plaspak Indonesia, dan Mould and Die Indonesia. Keempat pameran ini akan menggunakan tujuh hall, yang luasnya kurang lebih 21,650 meter persegi, dan akan diikuti lebih dari 600 perusahaan dari 24 negara, dan 7 pavilion diantaranya China, Germany, India, Italy, Korea, Singapura, dan Taiwan.

Pameran plastik dan karet ini, didukung oleh Kementerian Perindustrian RI, Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (APHINDO), Gabungan Industri Aneka Tenun Plastik Indonesia (GIATPI), Federasi Pengemasan Indonesia (IPF), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Indonesian Mould and Dies Industrial Association (IMDIA), Badan Pengembangan Pengemasan Indonesia (BPPI), Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAplas), Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), dan Asosiasi Perusahaan Air Kemasan Indonesia (ASPADIN).

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.plasticsandrubberindonesia.com/

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com