Advertorial

Bahagia Rencanakan Kehamilan Bersama Pasangan

Kompas.com - 02/12/2017, 09:44 WIB

Saat memutuskan membina rumah tangga bersama pasangan, pastikan Anda dan pasangan bisa selalu terbuka dalam berkomunikasi, khususnya untuk berdiskusi sebelum mengambil keputusan. Termasuk soal rencana kehamilan.

Sesaat setelah menikah, pihak suami atau istri umumnya ingin cepat-cepat diberi momongan. Namun, ada baiknya hal ini didiskusikan dan dipertimbangkan matang-matang. Pasalnya, kehamilan yang “dipaksakan” bisa berakibat buruk buat keharmonisan kehidupan berumah tangga.

Apalagi, banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan sebelum punya anak. Misalnya, kesehatan calon ibu, keuangan, keinginan untuk mengejar karier atau pendidikan, sampai kesiapan secara psikologis.

Hal yang sama juga berlaku untuk mengatur jarak kehamilan. Banyak orangtua ingin segera punya anak kedua setelah melahirkan anak pertama, dengan alasan agar usia keduanya tak terpaut jauh.

Sebenarnya jarak kehamilan yang terlalu dekat tidak disarankan. Jarak aman kehamilan yang disarankan adalah 2 tahun setelah melahirkan. Dalam rentang waktu ini, rahim bisa mempersiapkan kondisi untuk menjadi tempat tinggal bagi bayi dan memenuhi semua kebutuhan gizi secara optimal. Selain itu, dengan jarak waktu tersebut, secara mental dan materi, orangtua akan lebih siap. Bukan hanya orangtua, sang buah hati pertama pun perlu siap secara psikologis untuk menerima kehadiran adik.

Tak perlu takut bernegosiasi dengan pasangan dan mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika jarak kehamilan terlalu dekat. Saat berdiskusi, ciptakan suasana yang santai dan nyaman. Oleh sebab itu, pilihlah waktu yang tepat, di mana Anda dan pasangan benar-benar punya waktu bebas, tak terdistraksi oleh pekerjaan atau hal-hal lainnya. Lakukan diskusi ini di tempat favorit Anda berdua di rumah.

Nah, jika Anda dan pasangan sudah tentukan waktu atau jarak waktu yang tepat untuk kehamilan, langkah selanjutnya adalah diskusikan cara terbaik untuk mengaturnya. Penggunaan alat kontrasepsi tentu dibutuhkan di sini. Anda tinggal memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penggunanya.

Sesuai gaya hidup masyarakat masa kini, metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) menjadi pilihan yang baik. Kontrasepsi jangka panjang dinilai lebih aman dan nyaman digunakan, serta lebih praktis dan ekonomis, karena metodenya sekali pakai untuk rentang waktu yang panjang.

Pilihan kontrasepsi jangka panjang yang saat ini banyak dijadikan pilihan adalah IUD dan implan. Anda bisa memilih salah satu yang paling sesuai dengan kondisi dan gaya hidup Anda saat akan menggunakannya.

IUD misalnya, merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim, yang tidak memberi efek samping hormonal, tidak mengganggu kesuburan, serta aman bagi Anda yang menyusui. Cara kerjanya ialah mencegah pertemuan antara sel telur dan sperma sehingga tidak terjadi pembuahan. IUD cukup dipasang satu kali dan bisa memberi perlindungan untuk 3, 5, dan 10 tahun yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Sementara implan merupakan alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit lengan atas, tidak mengganggu aktivitas harian, dan mampu melindungi dari kehamilan yang tidak direncanakan hingga 4 tahun. Implan mengandung hormon progesteron yang tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI sehingga aman untuk proses menyusui. Cara kerjanya, hormon progesteron diserap secara perlahan oleh pembuluh darah sehingga mencegah pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir rahim, sehingga sulit ditembus oleh sperma.

Alat kontrasepsi Andalan menyediakan berbagai macam opsi metode kontrasepsi, termasuk IUD dan implan, yang dapat dipilih sesuai gaya hidup penggunanya. Setelah berdiskusi dengan pasangan, tentukan pilihan metode kontrasepsi yang paling tepat, dan selamat merencanakan serta mengatur jarak kehamilan yang ideal. Untuk info selengkapnya, kunjungi tundakehamilan.com/pilihanku.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com