Advertorial

Kesalahan Umum yang Sering Dibuat Saat Membeli dan Membayar Asuransi

Kompas.com - 06/12/2017, 19:04 WIB

Asuransi adalah salah satu instrument yang bisa digunakan untuk melindungi diri dan keluarga. Proteksi kesehatan, pendidikan, hari tua, hingga kematian adalah jenis asuransi yang lazim ditawarkan di masyarakat. Terlepas dari fungsinya untuk melindngi masa depan, masih banyak orang yang skeptis dan memilih tidak membeli asuransi.

Sebagian masyarakat merasa dirinya belum membutuhkan perlindungan asuransi. Selain itu, kerap kali ditemukan kasus dimana klien justru merasa dirugikan atas premi asuransi yang dibayarkannya. Karenanya, sebelum membeli asuransi perhatikan hal-hal berikut ini agar tak terhindar dari kerugian.

Sebelum membeli asuransi, periksa kembali perlindungan apa saja yang ditawarkan oleh produk asuransi tersebut. Misalnya dalam asuransi kesehatan tertulis sejumlah penyakit yang bisa diklaim, maka cari tahu lebih dulu tentang  penyakit tersebut. Pastikan ada kesepahaman syarat dan ketentuan antara perusahaan dan klien asuransi. Dengan mengetahui sebanyak mungkin, maka resiko kesalahan pertanggungjawaban bisa terhindarkan.

Perhatikan pula jumlah premi yang dibayarkan setiap bulannya. Dalam produk asuransi, jumlah premi belum tentu mencerminkan kebutuhan perlindungan penggunanya. Sebaiknya sesuaikan premi asuransi dengan kebutuhan. Jumlah premi yang besar belum tentu memberikan perlindungan yang besar. Sebaliknya, pengeluaran itu justru bisa membuat pengelolaan keuanganmenjadi tidak sehat.

Selain dua faktor di atas, jangan mudah tergiur dengan penawaran agen yang menjanjikan berbagai keuntungan dari asuransinya. Janji pengembalian premi, uang tidak hangus, sampai imbal hasil yang tinggi membuat banyak orang tertarik untuk berinvestasi di asuransi. Iming-iming imbal hasil ini kerap menimbulkan salah kaprah.

Pada kenyataannya, asuransi bukanlah instrument investasi utama. Semisalnya saja sebuah perusahaan asuransi menawarkan investasi dngan imbal hasil 12 persen per tahunnya. Meski kelihatannya cukup besar, faktanya instrument investasi mampu memberikan imbal hasil sebesar 18 persen per tahunnya. Dengan demikian, ada 6 persen potensi imbal hasil yang hilang.

Kendati begitu banyak keuntunganyang ditawarkan, pembelian asuransi harus dilakukan dengan hati-hati. Cermati betul kesesuaian produk asuransi yang ditawarkan engan kebutuhan proteksi. Dengan demikian, manfaat premi yang dibayarkan akan maksimal.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com