Advertorial

Fintech dan UKM Jadi Kategori Baru di Danamon Entrepreneur Awards 2017

Kompas.com - 11/12/2017, 09:37 WIB

Untuk mendorong iklim inovatif di Indonesia, Danamon Entrepreneur Awards (DEA) 2017 kembali digelar. Acara yang sudah diadakan sejak 11 tahun silam ini merupakan bentuk apresiasi PT Bank Danamon Tbk pada para pelaku usaha di Indonesia.

Tahun ini, terdapat 607 proposal kandidat yang mengikuti DEA 2017. Inovasi dan dampak positif terhadap lingkungan menjadi kriteria utama dalam penilaian.

“Danamon menganggap penting peran sentral para pelaku usaha dalam memajukan ekonomi di Indonesia. Kami yakin ajang ini dapat memunculkan situasi kompetitif dalam rangka memajukan  kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui entrepreunership,” kata Wakil Komisaris Utama PT Bank Danamon Tbk JB Kristiadi ketika memberikan sambutan pada malam penganugerahan Danamon Entrepreneur Awards 2017 di Jakarta (06/12/17).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, DEA 2017 menghadirkan kategori baru yang berfokus pada segmen UKM dan Fintech, namun tetap mempertahankan kategori Social Entrepreneur. Menurut Kristiadi, segmen UKM sebagai bagian dari ekonomi kreatif telah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Segmen tersebut terbukti mampu menciptakan lapangan kerja baru dan membantu menyejahterakan masyarakat.

“Kami berharap bahwa dengan adanya ajang ini, publik dapat mengenal lebih baik pencapaian dan kekuatan para entrepreneur Indonesia untuk mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi. Dan tentu saja, semoga ajang ini menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat untuk memulai berwirausaha,” tambah Kristiadi.

Nama Nike Lidiyastuti keluar sebagai peraih penghargaan Best Small Entrepreneur dan pemenang Favorit Entrepreneur pilihan masyarakat dengan olahan ikan cangkalang yang bernama Nacha Abon ikan Cangkalang. Ia berhasil berinovasi dengan memodifikasi mesin pengering kopi menjadi mesin pengering abon. Kini, ia sedang mempersiapkan usahanya untuk melakukan ekspansi nasional dan internasional.

Selaku peraih kategori favorit dan Best Small Entrepreneur, Nike pun mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 60 juta.

Dari kategori Best Medium Entrepreneur, nama Gibran Chuzaefah pencipta software Efishery dengan usahanya yang bersama Cybreed keluar sebagai pemenang. Software yang dibuatnya mampu menekan biaya pakan ternak ikan sebesar 20 persen. Bahkan, software tersebut pun memiliki sensor untuk mengukur nafsu makan ikan.

Sebagai peraih Best Medium Entrepreneur, Gibran pun mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 40 juta.

Selanjutnya, berkat kepedulian sosial dan kejelian melihat peluang terkait limbah pabrik garmen yang mencapai 5 ton di daerahnya, Irma Suryati berhasil membawa pulang penghargaan Best Social Entrepreneur dan uang sebesar RP 40 juta. Mutiara Handycraft yang dibangun Irma telah mampu mengurangi jumlah pengangguran di Kebumen sebanyak 0,7 persen. Irma mempekerjakan para difabel, PSK dan waria sehingga kehidupan mereka menjadi lebih bermanfaat.

Pada kategori Fintech yang dipecah lagi menjadi dua nominasi yakni Best Fintech  dan The Most Promising Fintech, nama Adrian Gunadi dengan Investree dan Marshall Pribadi dengan PrivyID menjadi pemenang dan keduanya mendapatkan uang tunai sebesar RP 40 juta.

Investree yang didirikan oleh Adrian adalah P2P lending yang bertujuan untuk membantu masyarakat memperoleh pinjaman, terutama bagi para pelaku UKM yang sulit mendapatkan pinjaman ke bank. Sementara itu, PrivyID yang dibuat oleh Marshall berfokus pada Digital Signature dan identitas digital tunggal yang bisa digunakan dan diakui oleh berbagai lembaga keuangan baik bank, maupun non-bank dengan hanya satu kali proses.

Pada ajang DEA 2017 kali ini, terdapat kenaikan jumlah peserta sebanyak 14 persen. Hal tersebut menjadi bukti bahwa segmen UKM tengah berkembang secara pesat. Bukan hanya itu saja, tingkat kualitas dan keberagaman peserta pun meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com