Kilas

Wali Kota Semarang Sebut Santri Identik dengan Kesantunan

Kompas.com - 19/12/2017, 18:05 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 374 santri dari 20 Pondok Pesantren di Kota Semarang berkumpul di lapangan Pondok Pesantren Al Uswah, Desa Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang (18/12/2017). Mereka semua berkumpul untuk berpartisipasi pada Pekan  Olahraga Seni dan Olahraga Pondok Pesantren (Pospeda) Tahun 2017 tingkat Kota Semarang. Dan dalam gelaran tersebut, panitia penyelenggara mengangkat tema "Dengan Pospeda, Menjadi Santri Sportif dan Santun".

Terkait tema, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang mendapatkan kesempatan untuk membuka ajang kompetisi para santri tingkat Kota Semarang tersebut menuturkan jika tema Pospeda tersebut menjadi penegasan identitas para santri. "Santun dan Sportif adalah dua hal yang identik dengan seorang santri, saya rasa kita semua sepakat dengan ini", kata Wali Kota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut.

"Dan saya rasa hal itu merupakan representasi pendidikan di pondok pesantren yang selalu mengajarkan para santri untuk menjadi pribadi yang santun dan tawadhu", ujar Hendi.

"Sehingga wajar saja kalau santri selalu unggul di berbagai bidang, karena sikap santun dan tawadhu tersebut menjadi pintu bagi para santri untuk membuka diri terhadap hal-hal positif dalam mengembangkan diri", lanjutnya.

Selain membuka kegiatan Pospeda 2017 Tingkat Kota Semarang tersebut, Hendi kali itu juga sempat didapuk menjadi wasit pertandingan Dagongan, sebuah olahraga tradisional seperti tarik tambang yang menggunakan bambu. Namun berbeda dengan tarik tambang, bambu dalam olahraga dagongan tidak ditarik melainkan didorong.

"Di Pospeda ini ada kearifan lokal yang ditonjolkan, dari sini kita bisa melihat besarnya komitmen para santri dalam meletakkan nilai-nilai kekhasan Indonesia dalam berbagai kegiatan", jelas Hendi.

Senada, Muhammad Toyib Farchani Ketua Yayasan Ponpes Al-Uswah menegaskan bahwa santri adalah anak bangsa pengawal PBNU. PBNU sendiri dijelaskannya merupakan singkatakan dari Pancasila. Bhineka Tunggal Ika. NKRI dan UUD 1945. "Islam kita adalah islam nusantara", tegas Muhammad Toyib. (Humas Kota Semarang)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com