Advertorial

Menimbang Saat yang Tepat untuk Miliki Anak Kedua

Kompas.com - 21/12/2017, 03:06 WIB

Memiliki anak memang karunia tiada tara. Perasaan bahagia selalu ada di hati setiap orang tatkala menikmati masa-masa menimang anak dan lambat laun melihatnya tumbuh semakin pintar, aktif, nan lucu.

Perasaan bahagia itu tak jarang membuat pasangan suami istri ingin segera memiliki anak kedua dan seterusnya. Tujuannya tak hanya untuk menemani sang kakak pertama, tetapi juga untuk menyempurnakan kebahagiaan orangtua. “Banyak anak, banyak rezeki,” begitu katanya.

Umumnya, orangtua pun mengidamkan jarak kelahiran anak yang tak terlampau jauh. Dengan demikian, kakak dan adik bisa punya hubungan lebih dekat.

Keinginan tersebut tentu tak salah. Namun, setiap orangtua mesti mempertimbangkan betul mengenai jarak kehamilan anak pertama, kedua, dan seterusnya. Pasalnya, jarak kehamilan itu erat kaitannya dengan kondisi kesehatan ibu dan bayi, kondisi psikologis anak dan keuangan. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk hamil lagi?

Saat kesehatan ibu kembali ideal

Menurut penelitian, wanita yang sudah hamil lagi sebelum anaknya berusia 1 tahun lebih, berisiko empat kali lipat mengalami osteoporosis di masa mendatang. Hal itu terjadi karena saat hamil ibu akan mentransfer kalsium di tulangnya kepada bayi untuk pertumbuhannya. Nantinya, kecukupan kalsium pada tubuh ibu akan kembali setelah ibu selesai menyusui bayinya.

Dalam waktu satu atau dua tahun, sang ibu belum cukup mendapatkan kembali kepadatan tulangnya. Oleh sebab itu, mempertimbangkan kondisi ini, jarak waktu 2 atau 3 tahun cukup ideal untuk hamil lagi.

Saat mental anak sudah siap

Pakar psikologi melihat bahwa setiap anak memiliki kesiapan mental yang baik untuk memiliki adik lagi saat mereka berusia di atas 2 tahun. Pada usia itu, mereka sudah cukup “dewasa” untuk bisa berinteraksi dan bermain bersama adiknya tanpa ada rasa iri.

Namun bukan berarti anak yang jauh lebih tua akan lebih siap menerima kehadiran adik baru. Misalnya, Anda baru melahirkan anak kedua pada saat mereka berusia 5 atau 6 tahun. Pada usia ini, mereka justru bisa jadi lebih iri. Alasannya, selama 5 atau 6 tahun itu mereka menjadi anak tunggal dan terbiasa mendapat perhatian penuh dari orangtua. Jadi, jika mempertimbangkan kondisi ini, lagi-lagi jarak kehamilan 2-3 tahun juga menjadi ideal.

Saat uang tersedia

Realitanya, merawat anak itu butuh biaya cukup besar. Oleh sebab itu, kondisi finansial cukup menjadi pertimbangan penting untuk memiliki anak lagi. Jika memang berencana punya anak kedua, ketiga, dan seterusnya, pastikan Anda dan pasangan sudah mempersiapkan tabungan yang cukup untuk berbagai keperluan mengasuh mereka.

Mandiri merencanakan kehamilan

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, setiap wanita berhak memutuskan sendiri rencana kehamilannya. Berdiskusilah secara terbuka dengan suami mengenai dampak kesehatan fisik dan psikis terkait kehamilan. Dengan demikian pasangan suami istri bisa membuat program menjaga jarak kehamilan yang sesuai dengan kondisi Anda berdua.

Untuk membantu mengatur jarak kehamilan, pastikan Anda dan pasangan memilih menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) misalnya, dapat menjadi pilihan yang baik. Kontrasepsi jangka panjang dinilai lebih aman dan nyaman digunakan, serta lebih praktis dan ekonomis, karena metodenya sekali pakai untuk rentang waktu yang panjang. Pilihan kontrasepsi jangka panjang yang saat ini banyak dijadikan pilihan adalah IUD dan implan.

IUD merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim, yang tidak memberi efek samping hormonal, tidak mengganggu kesuburan, serta aman bagi Anda yang menyusui. Cara kerjanya ialah mencegah pertemuan antara sel telur dan sperma sehingga tidak terjadi pembuahan. IUD cukup dipasang satu kali dan bisa memberi perlindungan untuk 3, 5, dan 10 tahun yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Sementara implan merupakan alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit lengan dalam bagian atas, tidak mengganggu aktivitas harian, dan mampu melindungi dari kehamilan yang tidak direncanakan hingga 4 tahun. Implan mengandung hormon progesteron yang tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI sehingga aman untuk proses menyusui. Cara kerjanya, hormon progesteron diserap secara perlahan oleh pembuluh darah sehingga mencegah pelepasan sel telur dan mengentalkan lendir rahim, sehingga sulit ditembus oleh sperma. 

DKT Indonesia bersama PilihanKu mendukung perencanaan keluarga yang tepat khususnya dalam hal penggunaan kontrasepsi. Dengan penggunaan metode kontrasepsi yang tepat, Anda dan pasangan bisa mengatur jarak kehamilan yang ideal tanpa mengganggu aktivitas harian dan kesehatan. Untuk info selengkapnya, kunjungi tundakehamilan.com/pilihanku.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com