Advertorial

Ingin Mulai Aktif di Bursa Saham? Tak Perlu Menunggu Kapitalisasi Besar

Kompas.com - 27/12/2017, 13:00 WIB

Dana segar memang diperlukan untuk memenuhi keperluan bisnis, dan Anda sebenarnya punya banyak cara untuk mendapatkannya. Anda dapat mencari pinjaman ke bank, bahkan Anda juga bisa menjual aset dengan melakukan penawaran saham perdana ke publik.

Pilihan terakhir ini, yang dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO), sepertinya masih belum banyak dimengerti tata cara pelaksanaannya. Padahal, menurut Tito Sulistio, IPO bisa membuat Anda melipat gandakan nilai perusahaan, dan akan sangat menguntungkan jika Anda memahami teknisnya.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menyarankan Anda, bahwa tanpa perlu menunggu nilai kapitalisasi yang besar, perusahaan sebetulnya bisa Go Public. Kinerja pasar modal yang cukup baik juga mendukung perusahaan dapat segera merealisasikan rencana IPO.

Hal inilah yang mendorong PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memberi dukungan pada BEI, melalui Workshop Road to Go Public with BCA. Tujuannya, untuk memberi kesadaran dan konsultasi teknis mengenai IPO. Ada 60 peserta yang belum IPO dalam acara tersebut, mereka merupakan debitur korporasi dan komersial BCA.

Ajakan untuk IPO juga disampaikan oleh Wakil Presiden Direktur BCA Armand W. Hartono. Dia berharap, setelah mengikuti workshop tersebut, debitur korporasi dan komersial BCA akan semakin mantap melaksanakan IPO. Agar para debitur dapat memanfaatkan permodalan yang diperoleh dari pasar modal, yang bisa mereka gunakan untuk meningkatkan modal kerja perusahaan.

Lebih penting lagi, IPO diperlukan untuk pertumbuhan perusahaan, melakukan investasi, hingga melakukan akuisisi.  Oleh sebab itu, Armand membeberkan bahwa mempengaruhi mulusnya IPO adalah tata kelola perusahaan yang baik atau pelaksanaan Good Corporate Gorvernance (GCG).

“Penerapan GCG menjadi penting karena dapat berkontribusi mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan usaha yang sehat dan kompetitif dalam jangka panjang dan meningkatkan kepercayaan para investor, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lain,” kata Armand.

Sebagai contohnya, di BCA, yang menurut Armand pelaksanaan GCG-nya senantiasa berpegang teguh pada nilai transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Berkat itu semua, ekonomi bisa lebih bagus, serta kepercayaan dari klien dan konsumen akan meningkat. Jadi, sudah siap memobilisasi dana lewat IPO?

Sumber: Smart-money.co

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com