Kilas

Pakde Karwo-Gus Ipul Tingkatkan Perekonomian Jawa Timur

Kompas.com - 31/12/2017, 08:08 WIB


SURABAYA, KOMPAS.com - Jawa Timur genap 10 tahun dipimpin Gubernur Soekarwo dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf. Berbagai terobosan yang dilakukan keduanya telah membawa Jawa Timur unggul dalam bidang ekonomi dibandingkan daerah lainnya.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Selain itu, kinerja perekonomiannya secara rata-rata selalu di atas angka nasional.

"Seluruh capaian itu tentunya patut diapresiasi," kata pengajar Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya, Wasiaturahma, Sabtu (30/12/2017).

Jawa Timur merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional. "Hanya Jawa Timur dan DKI Jakarta yang memiliki tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) lebih dari Rp 1000 triliun per tahun, itulah kehebatan duet Soekarwo-Gus Ipul," ujarnya.

Baca: Soekarwo: Jawa Timur Provinsi Terbaik untuk Kembangkan Ekonomi Syariah

Sejak 2010 hingga 2016, motor penggerak perekonomian yang rata-rata berkontribusi paling tinggi adalah sektor industri manufaktur. Namun, secara keseluruhan semua sektor tumbuh positif.

Potensi sumberdaya alam yang dimiliki Jawa Timur seperti minyak telah dimanfaatkan secara ekonomis. Sekitar 25 persen hingga 30 persen lifting minyak nasional disumbang Jawa Timur. 

"Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar kedua di bawah Provinsi Riau. Kita bisa membuktikan bahwa hal ini tidak mudah dicapai oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya," paparnya.

Baca: Per Oktober, 70 Persen KUR di Jawa Timur Telah Tersalurkan

Dalam konteks angkatan kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timurnperiode 2010 hingga Februari 2017 di bawah TPT nasional. Capaian itu menandakan bahwa terjaganya iklim investasi berdampak langsung pada perluasan kesempatan kerja.

Tak berhenti di situ, pasangan Soekarwo-Gus Ipul mampu menggerakkan roda perekonomian dengan membentuk 3.500 koperasi wanita pada 2015.

"Pembentukan koperasi cukup efektif menggerakkan perekonomian desa yang digawangi oleh para perempuan, sehingga mereka tidak hanya mengandalkan penghasilan suami," katanya. (KONTRIBUTOR JAWA TIMUR/ ACHMAD FAIZAL)


Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com