kabar mpr

Zulkifli Hasan: Tunjukkan bahwa Indonesia adalah Negara Toleran

Kompas.com - 04/03/2018, 19:20 WIB

Menjelang pemilu 2019, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan kembali gencar melakukan sosialisasi empat pilar MPR RI. Kali ini, sosialisasi dilakukan di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang, Bogor pada Jumat (2/3/2018) lalu. 

Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli menekankan makna sila ketiga Pancasila yang berbunyi, "Persatuan Indonesia". Ia meyakini bahwa penerapan sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. 

Seperti diketahui, tahun politik tidak pernah terlepas dari adu domba dan berita hoaks yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Tujuannya adalah memecah belah bangsa dan memperlihatkan bahwa Indonesia merupakan negara intoleran.  

“Saat ini banyak isu yang seakan mengadu domba sesama masyarakat Indonesia. Isu tersebut tujuannya adalah untuk memecah belah persatuan Indonesia,” ujar Zulkifli saat menyampaikan materi di hadapan para santri. 

Zulkifli mengingatkan kembali bahwa Indonesia adalah negara toleran. Sebab, hal itu telah terbukti sejak Indonesia baru merdeka, tepatnya saat melakukan perumusan pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. 

"Sikap toleran dibuktikan oleh para ulama ketika merumuskan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Mereka rela mengganti kata-kata yang mewajibkan penggunaan kata syariat Islam dengan ketuhanan yang maha esa. Itu semua dengan tujuan agar Indonesia bersatu," kata Zulkifli. 

Tidak hanya itu saja, Indonesia juga memilih bahasa Melayu sebagai bahasa ibu yang berasal dari Kepulauan Riau. Padahal, mayoritas etnis pada saat itu didominasi oleh Jawa dan Sunda. 

”Pembahasan pemilihan bahasa ibu saat itu mayoritas diisi oleh suku Jawa dan Sunda. namun pada akhirnya bahasa yang terpilih sebagai bahasa ibu adalah bahasa melayu yang berasal dari kepulauan kecil di Riau,” ungkap Zulkifli. 

Selain itu, Zulkifli berpesan kepada para santri untuk senantiasa menjaga kerukunan antarumat. Salah satu cara sederhana adalah dengan menumbuhkan sikap saling menghargai.

“Mari kita menjaga keutuhan dengan saling menghormati, bukan saling mencaci maki. Saling mencintai, bukan saling membenci. Tunjukkan kita adalah negeri yang ramah dan negeri yang toleran,” kata Zulkifli dengan nada tegas. 

Pria yang juga akrab disapa Zulhas ini juga menyampaikan bahwa Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 merupakan konstitusi negara sekaligus ketetapan MPR. Oleh karena itu, ia percaya bahwa rakyat memegang kendali penuh atas Indonesia dan harus sadar akan kekuasaan yang dimiliki. 

“Demokrasi Pancasila yang kita jalankan adalah kedaulatan dan kekuasaan berada di tangan rakyat. Bung Hatta pernah berpesan bahwa rakyat adalah faktor utama dalam kemajuan bangsa,” ujarnya. 

Melihat banyaknya jumlah santri yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih pada pemilu mendatang, Zulkifli berpesan untuk menggunakan hak pilih sebaik mungkin. Ia juga menyarankan mereka untuk mengenali setiap pasangan kandidat sebagai pegangan dalam menentukan pilihan. 

“Rakyat yang berdaulat dan berkuasa harus sadar dalam memilih wakil rakyat atau pemimpin. Melihat calon pemimpin berdasarkan kepribadian yang baik, amanah, dan mampu bertanggungjawab kepada rakyat. Pilihlah pemimpin dengan akal dan hati,” pungkas Zulkifli. (MMS)

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com