kabar mpr

Ketua MPR RI: Identitas Penting untuk Kemajuan Bangsa

Kompas.com - 15/03/2018, 11:18 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berbicara mengenai pentingnya identitas di hadapan ratusan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Zul menegaskan bahwa pentingnya generasi zaman now untuk menjaga identitas agar melahirkan rasa empati terhadap bangsanya.

Zul tidak ingin budaya Indonesia secara perlahan tergerus oleh budaya asing karena minimnya kesadaran generasi sekarang akan identitasnya. Menurutnya, harus ada kesadaran untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri.

Menyesuaikan acara ini yang bertema “Meneguhkan Nalar Gerakan untuk Indonesia Berkeadilan”, Zul mencoba mengetahui nalar para himawan dan himawati, panggilan para anggota IMM, dengan melakukan sesi tanya jawab. Dua himawan dan himawati terlihat antusias menjawab pertanyaan yang dilayangkan oleh Zul.

Zul sengaja menanyakan dari mana mereka berasal. Zul berpesan jika mahasiswa sekarang ini hanya mengetahui dari mana mereka berasal tetapi tidak tahu dan tidak mengerti keadaan daerah asalnya, apalagi bangsanya akan mempengaruhi identitas bangsa ini.

”Mahasiswa zaman now kalau ingin menjadi orang hebat, sukses, dan menjadi patriot maka anak muda harus mengerti dengan jiwa yang betul siapa diri mereka, dari mana entitas kita, memiliki kepribadian, rasa kedaerahan yang kokoh dan ditambah dengan mengerti sejarah bangsa,” kata Zul di hadapan peserta Puncak Milad ke 54 IMM di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (14/3/2018).

Di awal, Zul sebenarnya ingin menyampaikan orasi kebangsaan mengenai Empat Pilar Kebangsaan. Namun, ia urung menyampaikan orasi tersebut karena sudah mengetahui secara pasti para kader Muhammadiyah sudah matang dalam melaksanakan Empat Pilar Kebangsaan dengan kematangan dalam berdemokrasi.

“Demokrasi Muhammadiyah tidak pernah bermasalah dan selalu diputuskan dengan musyawarah mufakat, menunjukkan kematangan demokrasi yang dimiliki Muhammadiyah. Muhammadiyah sudah melaksanakan semua pilar kebangsaan. Jadi berbicara pilar kebangsaan di sini seperti mengajari ikan berenang,” ungkap Zul.

Zul juga berpesan pada mahasiswa agar terus berjuang agar mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju di masa yang akan datang. Pesan tersebut disampikan dalam tiga poin syarat untuk membawa bangsa menjadi bangsa yang maju.

Pertama, mahasiswa harus memiliki identitas yang kuat. “Untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju, mahasiswa harus memiliki pondasi yang dan rasa kebangsaan yang kokoh dengan cara mengerti sejarah bangsa secara baik sehingga mengerti berbagai kekurangan yang dimiliki dan memperbaikinya,” ujarnya.

Penguasaan ilmu dan cara mengelola sebuah bangsa menjadi syarat kedua untuk bangsa yang maju. “Tanpa ilmu akan sangat menentukan siapa kita dan Indonesia di masa depan. Seperti kata Ketua DPR tadi, Indonesia ini kaya, tetapi bukan karena kaya atau tidak kaya menjadi patokan bangsa menjadi maju. Maju atau tidak maju tergantung bagaimana bangsa itu dikelola. Majunya bangsa sangat tergantung pada manusianya,” ungkap Zul.

Terakhir, Zul mengingatkan harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut khususnya dalam tahun politik ini digunakan untuk menjaga perdamaian dan dasar dalam pemilihan kepala daerah.

“Demokrasi Pancasila harusnya menghasilkan kesetaraan, menghasilkan keadilan, menghasilkan harmoni bukan ketimpangan, bukan saling melapor, bukan saling menyakiti. Mengapa masih terjadi saling melapor dan saling menyakiti? Menurut Ustad Abdul Somad ini merupakan akibat persaksian palsu. Persaksian palsu karena semua dinilai karena uang. Oleh karena itu, janganlah memilih pemimpin karena uang,” tegasnya.

Turut hadir menemani Zul dalam acara ini antara lain Ketua DPR RI sekaligus warga Muhammadiyah Bambang Soesatyo, Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Rais, dan Bupati Bantul Suharsono.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com