Advertorial

Kunjungan Wali Kota Liverpool ke Surabaya, Hunting Foto hingga Tandatangani MoU Sister City

Kompas.com - 23/03/2018, 08:27 WIB

Kota Surabaya kedatangan tamu istimewa mulai Minggu-Rabu (18-21/3/2018). Tamu istimewa itu adalah Wali Kota Liverpool Joe Anderson dan Wakil Wali Kota Liverpool Gary Millar beserta rombongannya. Turut serta dalam rombongan itu Head of Marketing and Communications Pippa Lea, Football Technical Director of the International Desk Shaun Garnett, International Manager International Bussines Festival Chris Koral, dan Duta Besar Inggris Moazzam Malik yang baru datang keesokan harinya.

Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh jajaran Pemkot Surabaya di Bandara Internasional Juanda, Minggu siang. Malam harinya, rombongan ini langsung hunting foto bersama komunitas fotografi se Surabaya di Jalan Tunjungan. Sebab, Wali Kota Liverpool ternyata memiliki hoby fotografi. Mereka menikmati keindahan jalan bersejarah itu dengan penuh canda tawa, karena mereka dihibur Gamelan, Reog Ponorogo, jaranan, barongsai, dan musik patrol yang disajikan di beberapa titik di Jalan Tunjungan.

Berbagai spot foto juga menjadi bidikan kamera Wali Kota dan Wakil Wali Kota Liverpool kala itu, termasuk di tulisan “Tunjungan” yang didesain secara unik. Papan nama tulisan “Tunjungan” juga menjadi daya tarik mereka untuk mengabadikan momen itu. Rombongan ini pun terlihat sangat akrab dengan warga dan juga anak kecil, sang wali kota juga tidak canggung-canggung melayani permintaan foto bersama dengan warga.

Keesokan harinya, rombongan dari Liverpool ini mengunjungi gedung Siola yang di dalamnya ada museum Surabaya, command center 112, coworking space atau biasa disebut Koridor. Mereka pun terkagum-kagum dengan berbagai inovasi yang telah dilakukan Surabaya. “Ini mesin ketik tahun berapa dan Surabaya masih menyimpannya? Luar biasa,” kata Joe Anderson saat meninjau museum Surabaya, Senin (19/3/2018).

Setelah dari Siola, rombongan ini langsung menuju Balai Kota Surabaya untuk menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerjasama sister city antara Pemkot Surabaya dan Liverpool. Penandatanganan MoU itu dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wali Kota Liverpool Joe Anderson.

MoU itu disaksikan rombongan dari Liverpool dan jajaran Pemkot Surabaya.

Pada saat itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan secara garis besar, kerjasama sister city kedua kota ini meliputi pengembangan ekonomi kreatif, manajemen pelabuhan, pengembangan Smart City, dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun begitu, nantinya kerjasama ini sangat luas dan sangat banyak yang bisa dikembangkan antara kedua kota ini.

“Jadi, banyak sekali yang kita kerjasamakan. Khususnya nanti untuk anak-anak disabilitas, ada juga program kerjasama startup, kebetulan mereka juga ada program ingin menjadi Kota Surabaya sebagai kota kreatif juga smart city. Ada pula kerjasama tentang sepak bola, perumahan dan bidang lainnya,” kata Wali Kota Risma saat jumpa pers seusai penandatanganan MoU kerjasama sister city itu.

Menurut Wali Kota Risma, sejak awal dia memang membangun Kota Surabaya dengan multitasking, sehingga dia berencana mengirimkan anak-anak Surabaya yang memiliki talenta untuk berlatih sepak bola di Liverpool. Tujuannya, supaya mereka bisa mewujudkan mimpinya menjadi pemain internasional.

“Ini untuk jangka panjang. Saya ingin anak-anak mewujudkan mimpinya menjadi pemain internasional. Saya ingin menunjukkan bahwa mereka pun bisa asal mereka mau dan giat berlatih,” ujarnya.

Di sisi yang lain, Wali Kota Risma juga memikirkan anak-anak yang kurang beruntung seperti anak disabilitas yang juga ingin bermain sepak bola. Makanya, melalui kerjasama ini, ia ingin anak-anak disabilitas itu juga merasakan bermain bola, sehingga dia perlu mempelajari secara intensif cara mengatasinya. “Nah, di Liverpool sana sekolahnya sangat maju, saya sudah pernah dapat kiriman bola untuk anak-anak buta. Bola itu berbunyi dan pegangannya ada seperti lubang-lubang. Bola itu sudah saya kirim ke sekolah tuna netra di Tegalsari,” kata dia.

Selain itu, ada pula kerjasama untuk mengantisipasi banyaknya anak yang lahir autis. Nantinya, akan ada tim kesehatan dari Pemkot Surabaya dan Universitas Airlangga yang belajar tentang penanganan anak autis itu. “Sebab, di Liverpool ternyata punya rumah sakit yang bisa meminimalisir itu, saya ingin anak yang berkebutuhan khusus bisa ditekan di Surabaya,” imbuhnya.

Wali Kota Risma memastikan, untuk menjamin kelancaran semua kerjasama ini, Pemkot Surabaya dan Liverpool sudah sepakat untuk membentuk tim khusus yang akan menindaklanjuti semua kerjasama ini. “Tim khusus ini akan dibentuk oleh Wali Kota Liverpool, dan leadernya Wakil Wali Kota Liverpool Garry, sedangkan dari Kota Surabaya perwakilannya nanti Pak Sekda,” tegasnya.

Sementara itu, Wali Kota Liverpool Joe Anderson menjelaskan bahwa kerjasama ini berawal dari kunjungan Wali Kota Risma ke Liverpool beberapa tahun silam. Dari kunjungan itu, ternyata antara Kota Surabaya dan Liverpool banyak hal yang bisa dikembangkan bersama-sama, karena karakteristik kedua kota itu memiliki banyak kesamaan.

“Selama ini, kami juga mencari sister city, dan Surabaya punya banyak kesamaan. Disamping itu, sosok Wali Kota Risma juga menjadi daya tarik,” kata Joe dalam jumpa pers.

Oleh karena itu, dia mengaku sangat senang sekali bisa menjadi bagian dari kesuksesan peluncuran kerjasama Sister Cities antara Surabaya dan Liverpool. Bahkan, ia  mengaku ada kepuasan tersendiri bagi dia di Kota Liverpool dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, karena bisa menyaksikan kedua belah pihak menjalin kerjasama.

“Hubungan ini akan menciptakan kemitraan yang solid dan signifikan  antara  kedua  kota  pelabuhan  ini.  Saya  akan  bekerjasama  dengan Wali Kota Risma untuk mewujudkan hal tersebut,” tegasnya.

Duta Besar Inggris Moazzam Malik menjelaskan Kota Surabaya dan Kota Liverpool memiliki peran penting bagi masa depan negaranya masing-masing. Liverpool sangat berperan penting dalam kemajuan Inggris dan begitu pula Kota Surabaya yang maju dan berpotensi di Indonesia.

“Tapi, di masa kini, kita tinggal di dunia interconnected, jadi untuk memajukan anak-anak kita harus bekerjasama supaya bisa maju lebih cepat, seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, industri kreatif, industri pelabuhan dan sebagainya. Jadi, banyak ciri-ciri antara kedua kota ini untuk memajukan negaranya,” imbuhnya.

Tak cukup sampai disitu, rombongan ini pun kembali hunting foto di Mangrove Wonorejo, Selasa (20/3/2018). Berbagai spot foto di alam hijau itu tak luput dari bidikannya. Keceriaan pun nampak di wajah rombongan ini.

Setelah puas hunting foto di Mangrove, rombongan ini langsung menuju Stadion Gelora 10 November (G10N) atau Stadion Tambaksari. Di Stadion ini, rombongan melihat permainan sepak bola anak-anak Surabaya. Bahkan, Pelatih Tranmere Rovers FC Shaun Garnett juga sempat melatih anak-anak dan memberikan trik-trik dalam bermain sepak bola.

“Saya merasa terkejut dengan skill mereka. Anak-anak itu punya potensi yang baik untuk menjadi pemain profesional. Pelatihnya juga bagus mengontrol bola dan mendidik anak-anak,” kata Shaun kepada wartawan seusai melatih anak-anak Surabaya.

Menurut Shaun, mereka itu cukup diberi pelatihan yang rutin untuk membentuk skillnya yang sudah lumayan bagus. Dengan cara itu, maka tidak menutup kemungkinan mereka bisa bermain secara profesional. “Selain itu, untuk mengembangkan pemain yang bagus dan bisa bermain secara profesional, mereka juga perlu menjaga gaya hidupnya,” pungkasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com