Advertorial

Pemulihan Lingkungan Warga Terdampak Prioritas Pertamina

Kompas.com - 14/04/2018, 21:42 WIB

Pertamina memastikan proses pemulihan wilayah pasca musibah ceceran minyak Teluk Balikpapan terus dilakukan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Massa Manik saat kegiatan bersih-bersih lingkungan di daerah lokasi terdampak ceceran minyak Teluk Balikpapan di Kampung Atas Air, Margasari, Balikpapan Barat. Balikpapan, Kamis (12/4).

Massa Manik juga sempat me­ngunjungi rumah keluarga korban musibah ceceran minyak Teluk Balikpapan di Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan. Saat bersama keluarga almarhum Imam mengungkapkan rasa belasungkawa dan keprihatinan yang mendalam. “Kami ingin mengucapkan secara langsung rasa keprihatinan kami atas musibah ini dan belasungkawa kami untuk keluarga korban. ungkapnya.

Almarhum Imam merupakan satu dari lima korban meninggal musibah ceceran minyak Teluk Balikpapan akhir Maret lalu. “Hingga saat ini proses investigasi musibah ceceran minyak Teluk Balikpapan masih terus dilakukan. Namun kami berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan bantuan dan santunan terhadap masyarakat terdampak khususnya keluarga korban, katanya dengan penuh keprihatinan.

Proses pembersihan lingkungan

Proses pembersihan sisa ceceran minyak terus dilakukan Pertamina. Pemu­lihan sisa ceceran minyak di jetty 1 dilakukan menggunakan vacuum truck dan dilengkapi dengan oil boom dan oil spill dispersan. Pemulihan sisa minyak di Kampung Atas Air dan Kampung Baru dilakukan dengan pengisapan menggunakan vacuum truck dibantu dengan penggunaan oil absorbant.

Di Pelabuhan Semayang hingga Plaza Balikpapan, digunakan vacuum truck untuk pengisapan sisa ceceran minyak. Sisa ceceran yang masih ditemukan di Penajam diatasi dengan penyemprotan oil spill dispersant. Pemulihan sisa ceceran dilakukan di lepas pantai Teluk Balikpapan dengan menggunakan oil skimmer dan tug boat.

Massa Manik menekankan pada pemulihan kondisi lingkungan masya­rakat terdampak dengan menge­depankan aspek health, safety, dan environment.

“Kami berusaha sekuat tenaga agar dampak musibah ini dapat segera teratasi, khususnya dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Kami berterima kasih pada masyarakat yang berbesar hati bersama Pertamina bahu-membahu dalam penanggulangan musibah ini,” ujar Massa Manik.

- -

Pemeriksaan kesehatan

Selain melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan, Massa Manik menin­jau rencana pembangunan tem­pat ibadah, posyandu, dan sarana olahraga untuk masyarakat. Setelah bercengkerama dengan warga, Massa Manik pun melakukan pemeriksaan posko kesehatan Pertamina.

Guna memastikan kesehatan warga, Pertamina bekerja sama dengan Rumah Sakit Pertamina Balikpapan membuka Posko kesehatan di Kampung Baru Ulu dan Kampung Atas Air. Sejak Kamis (5/4), Posko Kesehatan juga ditambah di Kelurahan Nenang, Penajam. Posko ini melayani pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat secara gratis.

Sebagai bentuk kepedulian Perta­mina terhadap warga terdampak sejak musibah terjadi, Pertamina telah melakukan berbagai kegiatan sosial bagi warga terdampak. Kegiatan sosial dan lingkungan dilakukan antara lain di  Margasari, Damai, Kampung Baru Tengah, Kampung Baru Ulu, Karianggau, dan Penajam mencakup pendirian posko kesehatan, pembagian masker, program bersih-bersih ling­kungan, dan pemberian bantuan maupun santunan.

“Selain kegiatan peduli lingkungan, pertamina juga memastikan aspek safety di lingkungan warga  dengan melakukan pengetesan kondisi udara secara berkala,” tambahnya.

Pengetesan kondisi udara dila­kukan untuk menepis kekhawatiran masyarakat. Pengetesan dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk memastikan tidak ada konsentrasi gas yang melebihi batas normal.

Kadar gas yang diperiksa di antaranya kadar ketersediaan oksigen di udara, kadar karbon dan kadar H2S. Dalam pemeriksaan selama beberapa hari pada awal April, kadar oksigen berada dalam batas normal yaitu 19–23 persen, kadar karbon di bawah 20 ppm, combustible gas di bawah 5 persen LEL, dan H2S di bawah 10 ppm.

Hasil pemeriksaan pada Sabtu (7/4), kadar oksigen menunjukkan angka 20,8 persen, karbon 0 ppm, combustible gas 0 persen, dan H2S 0 ppm. Selain itu, dilakukan sosialisasi terkait hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam kondisi saat ini dan langkah-langkah yang diperlukan bila menemui kondisi tersebut. [*]

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com