Kilas

Di Hadapan Peserta UNBK SMP, Wali Kota Semarang Pimpin Doa

Kompas.com - 23/04/2018, 15:37 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Di hadapan siswa SMP Negeri 15 Kota Semarang yang ikut serta dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari ini, Senin (23/4/2018), Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memimpin doa.

"Ya Allah berilah kekuatan untuk adik-adik kami yang akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer di SMP 15 ini. Mudah-mudahan hasilnya baik, Amin", ucapnya saat memimpin doa.

"Kalau kamu mengerjakan dengan tertekan pasti hasilnya nggak maksimal. Jadi yakin aja hari ini bisa ngerjain, nggak usah ada perasaan takut. Insya Allah kalau sudah nothing to lose nilainya akan baik-baik aja," pesan Hendrar.

"Amin!" begitu jawaban para siswa-siswi di sekolah tersebut.

Hari ini, Hendrar yang karib disapa Hendi ini bertandang meninjau pelaksanaan UNBK SMP. Ujian itu dilaksanakan oleh 170 SMP dan 35 MTs di seluruh Kota Semarang. UNBK SMP berlangsung mulai hari ini hingga Kamis (26/4/2018).

Di Kota Semarang tercatat ada 23.977 murid yang akan mengikuti UNBK. Mereka  terdiri dari 10.924 siswa SMP negeri, 10.333 siswa SMP swasta, 598 MTs negeri, dan 2.122 MTs swasta.

Setiap harinya, para siswa pada masing-masing sekolah akan terbagi dalam tiga sesi ujian, yaitu pukul 7.30 - 9.30 untuk sesi 1, 10.30 - 12.30 untuk sesi 2, dan 14.00-16.00 untuk sesi 3.

Offline

Selain di SMP Negeri 15 Kota Semarang, Hendi juga berkesempatan meninjau tiga sekolah lainnya, yaitu SMP Negeri 4 Kota Semarang, SMP Kesatrian 1 Kota Semarang, dan MTs Negeri 2 Kota Semarang.

Dari keempat sekolah tersebut, Hendi mengatakan tidak menenemukan ada siswa yang berhalangan mengikuti ujian.

"Alhamdulillah hari ini saya cek, semua murid hadir untuk mengikuti ujian nasional, tidak ada masalah, hanya ada sedikit gangguan karena komputer ada yang sempat offline, tapi infonya ini tidak hanya terjadi di Kota Semarang, dan bisa diatasi," kata Hendi.

Namun, terkait gangguan yang terjadi pada beberapa perangkat komputer yang sempat offline tersebut, Hendi menegaskan hal itu tidak akan merugikan para siswa.

"Sudah diteliti, walaupun komputernya sempat offline, tidak mengurangi waktu pengerjaan siswa yang bersangkutan, karena saat kondisi offline, waktunya juga berhenti, dan sekali lagi ini bukan hanya terjadi di Kota Semarang", tegasnya.


Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com