Advertorial

Ketika Gubernur Olly Menjadi Guru Zaman Now

Kompas.com - 02/05/2018, 18:59 WIB

Senin (2/5/2018) pagi di Gedung Wale Ne Tou, Kabupaten Minahasa, 10.000 siswa-siswi SMA/SMK di Sulawesi Utara mendengarkan Gubernur Olly Dondokambey mengajar tentang 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Selama mengajar, Olly menerangkan bahan pelajaran dengan bahasa lugas dan penyampaian yang mudah dimengerti serta banyak berinteraktif dengan siswa. Gaya mengajar kekinian alias zaman now ini membuat para siswa baik yang menyimak langsung di dalam ruangan dan via video conference online di 10 kabupaten dan kota makin bersemangat. 

Di hadapan ribuan siswa tersebut, Gubernur Olly menerangkan Pancasila sebagai Living Ideology yang masih sesuai dengan konteks kekinian Bangsa Indonesia. Bahkan setiap tanggal 1 Juni rakyat Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila.

-- -

“Pancasila senantiasa harus diyakini kebenarannya, dipelajari, dimengerti, dan dipahami serta dipraktikkan dalam kehidupan guna tetap kokoh sebagai living ideology,” ujarnya. 

Menurut Olly, alasan utama Pancasila harus diyakini kebenarannya karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa dekade terakhir ini, Pancasila sebagai ideology dasar Indonesia mengalami keterpurukan yang ditandai dengan munculnya perilaku masyarakat yang seolah-olah mulai melupakan sejarah lahirnya Pancasila. Oleh karenanya, fungsi Pancasila sebagai pengatur perilaku negara menjadi sangat penting. 

“Fungsi Pancasila juga sebagai pengatur perilaku negara, artinya Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional yang secara konstitusional mengatur NKRI beserta seluruh unsurnya, yaitu rakyat, wilayah serta pemerintahan negara,” tandasnya. 

Lanjut Gubernur Olly, karena pentingnya peranan Pancasila, Presiden Joko Widodo membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang diketuai Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri. 

"Lembaga ini memegang peranan penting untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan yakni pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya," paparnya. 

Usai mengajar, Gubernur Olly menerima piagam dari MURI karena berhasil menciptakan rekor sebagai sebagai gubernur pertama di Indonesia yang mengajar 4 Pilar Kebangsaan melalui siaran langsung ke siswa terbanyak. 

-- -

Jadi Inspektur Upacara Hardiknas 

Sebelum mengajar, Gubernur Olly juga menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Sam Ratulangi, Kabupaten Minahasa. Dalam kegiatan yang mengusung tema "Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan" ini Olly menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sulut dengan mensinergikan metode pendidikan dan teknologi. Tenaga pendidik alias guru juga akan dibekali berbagai pelatihan plus aplikasi penunjang proses belajar mengajar. 

"Pendidikan sekarang sudah berbasis teknologi. Semua guru nanti dapat mengunduh materi pengajaran cukup menggunakan ponsel," katanya. 

Olly optimis bila metode pendidikan disinergikan dengan kemajuan teknologi, siswa-siswi akan lebih semangat belajar dan menerima materi pengajaran secara optimal. 

"Aplikasi ini kan membuat kita lebih siap menghadapi tantangan ke depan," ucapnya. 

Pemerataan kesempatan pendidikan di Sulut patut diapresiasi 

Menyangkut pendidikan di Sulawesi Utara, sudah sepatutnya diberikan apresiasi terhadap kemajuan dan prestasi. Hal tersebut dapat dilihat dari angka partisipasi kasar (APK), bagi SD ada 106,09 persen; SMP 106.93 persen, dan SMA 88,22 persen. Sedangkan angka partisipasi murni (APM) SD 89,93 persen; SMP 76,19 persen, dan SMA 61,97 persen. 

-- -

Begitu pula angka partisipasi sekolah (APS) usia 7-12 tahun sebesar 98,12 persen; usia 13-15 sebesar 88,50 persen, dan usia 16-18 sebesar 68,52 persen. 

Angka putus sekolah pun sangat rendah, tingkat SD 0,13 persen, SMP 0,37 persen, dan SMA 0,08 persen serta SMK 0,40 persen. Beriringan dengan hal tersebut, angka melek huruf pun mencapai 99,63 persen atau mampu menekan angka buta huruf hingga titik 0,37 persen dengan kontribusi rata-rata bersekolah mencapai 9,09 tahun dan tingkat kelulusan untuk SD mencapai 100 persen kelulusan, SMP 99,99 persen, SMA 99.97 persen, dan SMK 99,96 persen. 

"Angka tersebut menjadi cerminan keberhasilan kinerja kita dalam aspek pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan," ungkap Olly. 

Adapun kegiatan upacara Hardiknas dan Gubernur Mengajar turut dihadiri Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS, Ketua TP-PKK Sulut Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntutuan, Wakil Ketua TP-PKK dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos, MARS, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Penjabat Bupati Minahasa Royke Mewoh dan Kepala Dinas Pendidikan Sulut dr. Grace Punuh. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com