Kilas

Potensi Panen Masih Besar, Kementan Perkuat Cadangan Beras Pemerintah

Kompas.com - 09/05/2018, 15:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi panen yang masih besar pada waktu depan menjadi salah satu upaya Kementerian Pertanian memperkuat cadangan beras pemerintah.

Tercatat, ada 10 provinsi sentra beras yang bakal menghadapi masa panen yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan hal itu saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Serapan Gabah (Sergab) Petani di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (9/5/2018).

"Rapat koordinasi ini merupakan momentum yang  sangat strategis dalam upaya meningkatkan serapan gabah petani (sergap) untuk memperkuat cadangan beras pemerintah," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Acara ini merupakan koordinasi antara Kementerian Pertanian, TNI-AD, dan Perum Bulog dalam upaya mempercepat penyerapan gabah petani.

Berdasarkan data Bulog hingga Senin (7/5/2018), realisasi pengadaan gabah/beras oleh Perum Bulog sebesar 667.852 ton atau 30 persen dari total target sampai dengan Juni 2018 sebesar 2,2 juta ton.

Lebih lanjut Amran Sulaiman, mengatakan pentingnya pengisian cadangan pangan pemerintah melalui pengadaan gabah/beras.

"Cadangan pangan pemerintah ini sangat penting untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga, dan bencana," kata Amran Sulaiman.

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi selaku Ketua I pelaksana serap gabah mengatakan rakor ini diharapkan dapat secara bersama–sama membangun komunikasi dan koordinasi yang lebih intensif dengan pemangku kepentingan, agar target penyerapan gabah/beras dapat tercapai.

Untuk itu menurut Agung, revitalisasi sistem serap gabah perlu dilakukan melalui efisiensi rantai pasok dengan cara menekan middlemen (pedagang perantara) yang meraup keuntungan selama ini.

"Efisiensi rantai pasok dari petani ke penebas langsung ke unit penggilingan (UPGB) ini sangat penting, agar harga dapat terjaga dan terjangkau daya beli masyarakat," tegas Agung.

Dalam rakor ini juga dilakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama  antara gapoktan dengan Kepala Divre Perum Bulog. Secara simbolis, penandatanganan dilakukan oleh empat perwakilan gapoktan dari empat provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Menurut Agung, adanya kesepakatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan bantuan mesin pengering (dryer) bekerjasama dengan Perum Bulog untuk mendukung percepatan serap gabah dalam rangka pemenuhan cadangan beras pemerintah.

Hadir dalam rakor adalah Dirut Perum Bulog, Aster Kasad, Direktur Pengadaan dan Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, penanggung jawab Upsus/Sergap Nasion. (Humas Kementan)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau