Kisah

Ini 5 Mitra Petani untuk Distribusi Cabai dan Bawang

Kompas.com - 15/05/2018, 19:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Ini lima mitra petani untuk distribusi cabai dan bawang yakni Inkoppol (Induk Koperasi Polri), HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan), PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia), dan ritel PT Midi Utama Indonesia Tbk pengelola Alfa Midi.

Kementerian Pertanian bersama Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) dan Petani Champion Cabai bersama 5 mitra itu meneken nota kesepahaman (MoU). Proses itu diketahui oleh Direktur Jenderal Hortikultura dan disaksikan langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, hari ini.

ABMI dan Petani Champion Cabai merupakan pemasok. Sementara, kelima mitra itu merupakan distributor dan tata niaga pemasaran bawang merah dan aneka cabai.

Mentan Amran menjelaskan penandatanganan MoU tersebut bertujuan menjamin ketersediaan dan harga bawang merah dan aneka cabai selama Ramadhan hingga Lebaran stabil dalam jangka menengah secara berkelanjutan.

Jadi, selain menggenjot produksi, upaya lain yang dilakukan Kementan yakni dengan mengajak para retailer, koperasi, organisasi yang mewakili kepentingan petani untuk bekerja sama secara terintegrasi dari ke hulu hingga hilir.

“Dengan begitu, akan terjadi efisiensi rantai pasok dari petani sampai ritel, sehingga pasokan lancar dan harga stabil,” demikian Amran pada acara penandatanganan MoU sekaligus peluncuran Unit Layanan Terpadu Satu Pintu di Kantor Pusat Kementan.

Ekspor

bawang merah yang dijual di pasar Indralaya Ogan Ilir dengan harga yang cukup tinngiAMRIZA NURSATRIA/KOMPAS.com bawang merah yang dijual di pasar Indralaya Ogan Ilir dengan harga yang cukup tinngi

Menurut Amran, ada beberapa alasan pasokan dan harga pangan pokok tahun ini stabil. Pertama, komoditas strategis yang sebelumnya diimpor, yakni cabai, bawang merah, beras, daging ayam dan telur sekarang tidak lagi impor, tapi justru diekspor.

“Kedua, dalam 10 tahun terakhir ekspor naik 24 persen,” sebutnya.

Berdasarkan data Kementan, perkiraan ketersediaan aneka cabai dan bawang merah selama Ramadhan atau pada Mei-Juni 2018 dipastikan surplus.

Pertama, cabai besar, ketersedianya pada Mei mencapai 106.242 ton, sedangkan kebutuhan hanya 97.741 ton, sehingga surplus 8.501 ton.

Cabai besar pada Juni pun surplus 8.004 ton, karena ketersediaanya mencapai 104.935 ton sementara kebutuhan hanya 96.931 ton.

Kedua, ketersediaan cabai rawit pada Mei dan Juni pun surplus yakni masing-masing 8.085 ton dan 8.340 ton. Ini terlihat dari ketersediaan pada Mei mencapai 83.315 ton dan Juni 84.872 ton, sedangkan kebutuhan pada Mei hanya 75.230 ton dan Juni 76.532 ton.

Ketiga, ketersediaan bawang merah juga surplus pada Mei dan Juni. Pada Mei, ketersediaan bawang merah mencapai 127.152 ton, besarnya kebutuhan hanya 112.321 ton sehingga surplus 8.085 ton.

Begitu pun pada Juni, ketersediaan bawang merah 125.500 ton, sementara kebutuhan hanya 116.501 ton, sehingga surplus 8.999 ton.

“Dengan demikian, ketersediaan bawang merah dan aneka cabai selama bulan Ramadhan aman. Tidak ada gejolak, baik pasokan maupun harga,” tegas Amran.

Dalam penandatanganan MoU ini, hadir Direktur Perdagangan Dalam Negeri PT. PPI, Anton Mart Irianto, Ketua Inkoppol, Irjen Pol (Purn) Yudi Sushariyanto, Sekjen HKTI, Mayjen TNI (Purn) Bambang Budi W, Ketua KTNA Nasional, Winarno Tohir, Pimpinan PT Alfa Midi, Gandhi Hadiwitanto, Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Juwari, dan Champion Cabai, Tunov Mondro A.

Untuk informasi, MoU ini bukan hanya untuk mnghadapi Ramadhan, bukan jangka pendek tapi berkelanjutan. Akan tetapi, MoU ini adalah kerja sama bisnis para pihak yang saling menguntungkan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com