Advertorial

Konsumen Perlu Teliti dalam Membeli Mobil agar Mudik Terasa Nyaman

Kompas.com - 30/05/2018, 16:57 WIB

Jumlah pemudik dari tahun ke tahun kian melonjak. Di tahun 2018 ini misalnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi akan ada kenaikan sebesar 13,92 persen untuk pemudik dengan kendaraan mobil pribadi. Lonjakan jumlah tersebut pun diiringi dengan bertambahnya infrastruktur yang mendukung seperti dibukanya tol Pemalang-Semarang dan Salatiga-Solo.

Selain adanya akses tersebut, preferensi masyarakat terhadap kendaraan pribadi, khususnya mobil pun memiliki andil. Dibandingkan dengan transportasi umum, masyarakat menilai bahwa mobil pribadi memberikan fleksibilitas terkait jumlah barang bawaan dan memudahkan mereka untuk berkeliling kampung halaman.

Tren demikian membuat penjualan unit mobil mengalami kenaikan setiap musim lebaran tiba. Akan tetapi, proses perampungan dokumen kendaraan memerlukan waktu yang cukup panjang. Padahal, masyarakat butuh mobil yang siap pakai dalam jangka waktu dekat. Oleh karena itu, pembelian mobil bekas menjadi alternatif yang patut dipertimbangkan.

“Membeli mobil bekas bisa jadi alternatif yang sesuai untuk mudik lebaran. Mobil dengan umur 2-3 tahun itu tidak ada bedanya dengan mobil baru. Tetapi, kita harus pastikan bahwa surat-surat, hingga mesin mobil itu tidak bermasalah. Jangan tergiur harga murah,” kata Aris Harvenda selaku Redaksi Otomotif Kompas.com ketika menjadi moderator dalam acara Kiat Beli Kendaraan Mudik Bebas Masalah di Jakarta (28/05/18).

Aris menambahkan bahwa momentum mudik lebaran kerap kali digunakan sebagai ajang penipuan oleh para dealer yang tidak bertanggung jawab. Karena waktunya yang sempit dan masyarakat ingin memiliki mobil siap pakai, ketelitian dalam mengecek kondisi kendaraan tidak menjadi prioritas.

Pengalaman demikian pernah dialami oleh Rally Marina yang berprofesi sebagai pembalap nasional. Pada kesempatan yang sama tersebut, Rally bercerita bahwa dirinya terlalu terpikat dengan tampilan luar mobil, sehingga lupa untuk teliti soal mesin dan surat-surat.  

“Saya sudah bertahun-tahun mengincar mobil itu. Karena tampilan luarnya yang oke, saya jadi lupa untuk mengecek kondisi surat dan mesin. Setelah saya beli dan akan melakukan balik nama, ternyata nomor mesinnya beda dengan STNK. Kemudian sewaktu dibawa jalan ke tol, mesin selalu overheat,” kata Rally.

Belajar dari pengalaman itu, Rally menambahkan bahwa dalam membeli mobil bekas ada kiat-kiat yang perlu diterapkan. Misalnya saja pada proses awal yakni penentuan dealer mobil, masyarakat perlu mengecek portofolio dari perusahaan tersebut. Jika portofolionya bagus, maka dijamin mobil yang dibeli pun tidak akan bermasalah. Untuk hal itu, Rally merekomendasikan mobil88 sebagai tempat yang berkualitas dalam hal pembelian mobil bekas. 

Dengan portofolio yang panjang hingga 30 tahun, mobil88 memiliki proses bisnis yang profesional. Untuk menjaga kualitas mobil misalnya, dibutuhkan pemeriksaan sebanyak lima kali sebelum digunakan oleh konsumen.

“Setidaknya ada 288 checking point yang kami lakukan pada tiap mobil. Hal itu dilakukan agar pengguna bisa merasakan kenyamanan ketika menggunakan mobil dari kami. Jadi tahapan pemeriksaan sebanyak lima kali membuat kami berani untuk memberikan jaminan mobil pada konsumen,” kata Halomoan Fischer selaku President Director mobil88.

Fischer menerangkan bahwa lima jaminan yang dimiliki oleh mobil88 berupa mesin yang tidak bermasalah, surat-surat sesuai kondisi fisiknya, odometer yang tidak diputar, mobil tidak mengalami tabrakan yang menyebabkan kerusakan kerangka, dan mobil tidak pernah terkena banjir.

Untuk memudahkan konsumen pula, mobil88 memberikan layanan seperti pengurusan balik nama. Jadi konsumen tidak perlu repot-repot untuk mengurus segala proses tersebut. Selain itu, terdapat layanan emergency roadside assistance yang membantu konsumen ketika mobil mengalami masalah sewaktu dalam perjalanan.

“Dengan proses pengecekan yang multilayer ini, kami pun berani memberikan garansi hingga satu tahun untuk tiap mobil. Kenyamanan konsumen menjadi prioritas kami,” kata Fischer. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com