Advertorial

Temukan Inovasi Baru untuk Kelangsungan Energi di Masa Depan

Kompas.com - 22/06/2018, 14:39 WIB

Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan akan energi begitu banyak. Mulai dari listrik, gas, hingga bahan bakar kendaraan, semua membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan saat ini berasal dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam.

Namun, penggunaan energi tidak terbarukan tersebut membuat cadangan menjadi habis. Lalu bagaimana nasib sumber energi di masa depan?

Dilansir dari situs web Shell, pada tahun 2050, diperkirakan permintaan akan energi  global cenderung mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2000. Dengan demikian, kebutuhan energi yang digunakan semakin banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan cadangan energi yang semakin menipis. Oleh sebab itu, harus ditemukan sumber-sumber energi atau inovasi untuk mengefisiensi penggunaan energi.

Indonesia sendiri memiliki banyak generasi muda dengan segudang inovasi tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki ide dan gagasan brilian sedang atau terus mengembangkan karyanya untuk masa depan Indonesia.

Shell Lubricants bekerja sama dengan Energy Academy Indonesia (Ecadin) mengundang para inovator tersebut untuk mengikuti ajang kompetisi inovasi Think Efficiency 2018. Kompetisi ini berfokus pada dua kategori, yaitu inovasi energi dan inovasi tribologi.

Kompetisi ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan Shell Lubricants untuk turut berkontribusi memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Selain itu, ajang ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai ilmu tribologi, yaitu ilmu mengenai gesekan antara dua bidang, yang mencakup studi lebih dalam tentang gesekan, lubrikasi, dan keausan.

- -

Think Efficiency 2018 terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia dengan usia minimal 17 tahun. Peserta bisa individu atau kelompok maksimal empat orang. Pilih salah satu kategori yang diinginkan, lalu kirim karya tulis mengenai inovasi paling lambat diterima panitia sebelum 30 Juni 2018.

Penilaian akan dititikberatkan pada empat aspek, yaitu originalitas, produk, dampak, dan berkelanjutan. Aspek originalitas meliputi tujuan, ide yang mendasari, dan keunggulan konsep. Penilaian aspek produk meliputi desain, kerangka berpikir, proses pembuatan, biaya, dan cara kerja.

Aspek dampak meliputi dampak terhadap efisiensi dan ekonomi. Terakhir, penilaian aspek keberlanjutan meliputi potensi produk bermanfaat dan bersaing dalam jangka panjang, arah dan strategi pengembangan, serta hambatan atau faktor utama dalam pengembangan.

Nantinya, dari semua karya yang masuk akan dipilih tiga finalis untuk masing-masing kategori. Para finalis tersebut kemudian akan melakukan presentasi karya secara terbuka pada tahap final untuk menjadi juara.

Uang total sebesar Rp 150 juta akan menjadi hadiah bagi para pemenang. Shell juga memberikan pembekalan ilmu lebih jauh untuk juara dari masing-masing kategori melalui rangkaian kunjungan ke Shell Technology Center di Shanghai.

Dalam kesempatan tersebut, para pemenang akan mendapatkan kesempatan untuk melihat pengembangan teknologi terbaru sekaligus mendapatkan tambahan pengetahuan melalui proses diskusi dengan para ahli teknologi Shell.

Jika tertarik mengirimkan inovasi Anda? Silakan klik di sini untuk informasi lebih lengkap mengenai Think Efficiency 2018. Siapa tahu Anda bisa mengubah dunia dengan ide efisiensi yang belum terwujud? (Adv)

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com