Kilas

Resmikan TK Inklusi, Hendrar Dorong Pendidikan Tidak Diskriminatif

Kompas.com - 04/07/2018, 23:47 WIB


KOMPAS.com - Konsep bergerak bersama di dalam membangun Kota Semarang terus diserukan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan mampu diterjemahkan dengan baik oleh warga masyarakat.

Kali ini Wali Kota Hendrar Prihadi memuji konsep tersebut dalam hal pendidikan yang diinisiasi pihak swasta, yang berbentuk TK Inklusi dan Klinik Tumbuh Kembang Anak “Fun and Play” yang berlokasi di Jatingaleh I Nomor 277B, Ngesrep, Banyumanik, Semarang.

“Kami sangat mengapresiasi inisiasi pihak-pihak swasta yang membangun TK Inklusi. Ini merupakan salah satu konsep bergerak bersama yang saya idam-idamkan sejak lama untuk membangun kota Semarang agar menjadi lebih hebat. Semoga ide ini bisa ditiru warga saya daerah Semarang lainnya” kata Hendrar saat membuka TK tersebut, Selasa (3/6/2018).

Pendidikan adalah salah satu hak warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa memberikan pendidikan terbaik bagi warganya.

“Mendirikan sekolah merupakan bentuk pengabdian," ujarnya.

Pengabdian guru

Pengabdian yang dimaksud adalah dedikasi para tenaga pengajar yang lulusan S1 hingga S3 dalam mendidika siswa-siswi.

Komitmen memberikan pendidikan terbaik diterapkan dengan membatasi jumlah siswa 15 orang per kelas. Tujuannya, pendidikan berlangsung efektif.

Hendrar pun mengapreasiasi pihak sekolah yang memberi potongan 50 persen biaya pendidikan agar tidak memberatkan orang tua siswa.

"TK ini  terbuka bagi siapa saja termasuk siswa berkebutuhan khusus sehingga saya rasa ini menjadi contoh pendidikan yang tidak membeda-bedakan," kata dia

Ia pun menambahkan orang tua agar tidak melupakan persoalan-persoalan mengenai tantangan yang harus dihadapi anak-anak ke depan.

Terutama persoalan narkoba, tawuran, seks bebas, gangguan ideologi yang disebarkan lewat media sosial.

“Di sinilah orang tua tetap harus terlibat untuk dapat mengingatkan mengenai permasalahan tersebut kepada putra putrinya," ujar dia.

Pendidikan yang menyenangkan

Penanggung Jawab TK “Fun and Play” Agung Prasetyo menceritakan alasan diberi nama “Fun and Play” karena konsep pendidikannya sebagian besar kegiatannya fun dan play (asyik dan menyenangkan) karena lebih banyak bermainnya di luar kelas dari pada di dalam kelas.

“Kegiatannya 80 persen di luar, 20 persen di dalam kelas karena kami ingin anak-anak belajar dengan dunianya sendiri, mereka menyelesaikan masalah dengan dunianya sendiri bukan kita mendikte mereka," katanya.

Menurut dia, para pendidik di sekolah itu berlaku sebagai fasilitator.

"Bukan direktur di mana kita mengobservasi sekaligus mengkonsep apa saja yang harus kita  fasilitasi untuk anak-anak," ujarnya.

 

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com