kabar mpr

Project.Bhinneka: Wadah hingga Ekshibisi Kreatif bagi Anak Muda Indonesia dalam Berkarya

Kompas.com - 18/07/2018, 18:02 WIB

 

Media sosial telah membuat segala hal menjadi lebih demokratis. Berkatnya, perbedaan kelas sosial ekonomi tidak relevan lagi. Setiap orang kini mampu bersuara untuk berpendapat dan menggagas sebuah perubahan, misalnya melalui sebuah karya seni.

Namun demikian, seringkali karya yang dihasilkan oleh anak bangsa tidak mendapatkan apresiasi secara optimal oleh publik. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan networking dari seniman yang tidak terlalu luas. Oleh sebab itu, Rafi Haikal dan Valerie Thomas berinisiatif membuat sebuah wadah yang bernama Project.Bhinneka.

Wadah tersebut ditujukan untuk membantu anak muda Indonesia yang memiliki talenta agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat, baik di dalam negeri atau luar negeri. Project.Bhinneka memiliki misi untuk menciptakan ekshibisi para seniman lokal yang sebelumnya telah dipilih melalui sistem voting oleh publik pada bulan Juni lalu.

“Kami ingin wadah ini dijadikan ruang kreatif bagi mereka yang ingin berekspresi melalui seni. Lewat proyek ini, kami ingin menyampaikan pada publik bahwa anak muda Indonesia itu penuh talenta. Usia muda harus dimanfaatkan seoptimal mungkin ke hal-hal positif seperti berkarya,” kata Haikal ketika memberikan sambutan pada pembukaan acara ekshibisi Project.Bhinneka di gedung MPR/DPR, Jakarta (18/07/18).

Ekshibisi yang berlangsung dari tanggal 16 hingga 20 Juli 2018 ini juga memberikan penghargaan pada seniman-seniman terpilih atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam berkarya.

Pada kesempatan yang sama, Zulkifli Hasan selaku Ketua MPR RI pun hadir untuk memberikan sambutan atas diadakannya ekshibisi Project.Bhinneka. Ia mengatakan bahwa gagasan mengenai wadah kreatif bagi anak muda di Indonesia sangat diperlukan. Anak muda di era ini, menurut Zul, sangat kreatif tetapi masih kurang eksposur dari media besar.

“Saya mengapresiasi Haikal dan Valerie, serta teman-teman lainnya yang mewujudkan gagasan ini. Meski latar belakang agama dan suku yang beragam, itu tidak menjadi soal bagi anak muda di era sekarang. Yang menjadi soal buat mereka hanyalah berlomba-lomba dalam menciptakan karya yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah global dan itu adalah hal positif,” kata Zulkifli.

Zulkifli pun menambahkan bahwa keragaman dan kerukunan yang dimiliki anak muda, khususnya dalam lingkup Project.Bhinneka perlu dijadikan contoh oleh para politisi di Indonesia. Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan bukan lagi hal yang relevan untuk diperdebatkan. Sebab, hal itu justru membuat bangsa Indonesia tertinggal dari persaingan global.

Oleh sebab itu, Zulkifli mengajak para politisi untuk meninggalkan ujaran kebencian sebagai alat dalam menjatuhkan lawan politik. Para politisi perlu mencontoh para insan muda untuk berlomba-lomba dalam menciptakan gagasan yang positif demi kemajuan Indonesia.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com