Advertorial

Tenun Ikat dalam Seragam Baru Korporasi BCA

Kompas.com - 20/07/2018, 17:20 WIB

Tenun ikat adalah salah satu warisan budaya Indonesia kepada dunia yang tak ternilai harganya. Proses panjang dan tingginya tingkat kesulitan untuk membuatnya membuatnya menjadi mahakarya anak bangsa yang luar biasa.

Banyak elemen yang menyertai pembuatan helai demi helainya. Seiring perkembangan zaman, keberadaanya mulai dikembangkan secara massal dan tersebar di berbagai daerah seperti Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor.  

Promosikan kain tenun

Guna mempromosikan tenun sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang kini mulai diperkenalkan sebagai gaya fashion kekinian, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengadakan forum Kafe BCA 8, mengusung tema "Tenun Ikat, Indonesian Legacy into the Spotlight".

Pada kesempatan itu, bank yang baru-baru ini dinobatkan sebagai bank terbaik di Indonesia dan Asia untuk ketiga kalinya oleh Finance Asia Country Award for Achievement 2018 itu menggandeng IKAT Indonesia untuk mengembangkan seragam baru BCA bermotif tenun ikat.

“Indonesia memiliki ragam kekayaan wastra nusantara, salah satunya tenun ikat yang sangat khas dan memesona,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.

Ia melanjutkan, kekayaan wastra nusantara itu dihasilkan dari karya kreatif masyarakat yang diwariskan turun temurun sehingga harus diapresiasi dan dilestarikan melalui berbagai inisiatif sesuai dengan konteks saat ini, seperti menggunakan motif tenun untuk fashion masa kini.

"Melalui inisiatif memproduksi seragam BCA bermotif tenun ikat ini, BCA ingin mendorong terciptanya kebutuhan yang sifatnya massal terhadap tenun ikat sehingga masyarakat penenun memiliki kesempatan mengembangkan dan menerima manfaat dari kebutuhan massal tersebut,” ungkap Jahja.

Dia mengimbuhkan, inisiatif ini diharapkan dapat menggugah pelaku ekonomi dalam negeri untuk memanfaatkan nilai dan warisan kekayaan makna dari tenun ikat tersebut untuk memperkuat identitas Indonesia.

Proses panjang selama satu tahun

- -

Direktur BCA Lianawaty Suwono menerangkan, proses kreatif di mana designer berdiskusi dengan pengrajin hingga final design kurang lebih selama enam bulan. Kemudian proses pengerjaan produksi tenunnya sendiri memakan waktu kurang lebih enam bulan juga.

Dari proses pengerjaan seragam ini, BCA dan IKAT Indonesia memberdayakan lebih dari 2.500 pengrajin di Desa Troso, Jepara. Total panjang kain tenun yang dibuat mencapai 45.000 meter. Seragam baru ini juga akan digunakan oleh sekitar 27.000 karyawan BCA di seluruh Indonesia.

Direktur BCA Vera Eve Lim menambahkan, melalui inisiatif ini juga, perseroan berkomitmen mendukung dan menumbuhkembangkan perekonomian lokal dengan membantu masyarakat lokal yang memiliki keahlian dan keterampilan, seperti masyarakat pengrajin tenun ikat.

Model baru seragam BCA bermotif tenun ikat tersebut akan dikenakan karyawan BCA demi memperkuat identitas nasional BCA di lebih dari 1.200 kantor cabang BCA.

Perkuat daya tarik tenun ikat dalam tren fashion masa kini

Selaras dengan itu, fashion designer dan Founder IKAT Indonesia, Didiet Maulana sangat mengapresiasi langkah BCA dalam memanfaatkan kekayaan tenun ikat Indonesia dan memproduksi secara massal seragam BCA bermotif tenun tersebut.

Tenun ikat Indonesia memang sudah populer saat ini dalam fashion global dan memiliki daya tarik tersendiri karena filofosi dan keindahan yang terkandung di dalamnya. Inisiatif BCA ini adalah langkah tepat dalam memperkuat daya tarik tenun ikat dalam tren fashion masa kini.

"Karya kreatif tersebut menjalani proses yang cukup panjang, dari upaya mengawinkan kultur BCA dan filosofi kain tenun yang hidup dan diwariskan turun temurun oleh masyarakat pengrajin tenun ikat. Inisiatif ini juga sangat membantu masyarakat pengrajin tenun ikat untuk tetap berkarya sesuai tren fashion saat ini,” jelas Didiet.

Menutup pembicaraan, Jahja berharap bahwa pihaknya ingin masyarakat memiliki cara pandang baru untuk memanfaatkan kekayaan tenun ikat Indonesia ini dengan memperkenalkan dan mengenakan seragam baru BCA bermotif tenun tersebut.

“Mudah-mudahan inisiatif ini akan diikuti oleh institusi atau korporasi lain demi mendukung pelestarian dan pengembangan tenun ikat khas Indonesia,” pungkasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com