kabar mpr

Ketua MPR RI: Jadikan Pancasila sebagai Dasar Perilaku Keseharian

Kompas.com - 07/09/2018, 10:06 WIB

MPR RI terus melakukan sosialisasi pemahaman Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai empat pilar kebangsaan pada masyarakat. Kali ini, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengunjungi Kabupaten Tanggamus, Lampung untuk menyosialisasikannya.

Total ada enam kecamatan yang dikunjungi oleh ketua MPR RI, yaitu Kelumbayan, Pugung, Semaka, Kota Agung, Gunung Alip, dan Pulau Panggung.

Zul (sapaan Zulkifli) mengingatkan, masyarakat harus bersyukur negeri ini memiliki dasar yang kokoh sehingga sulit dipecah belah. Terbukti, meski memiliki beragam suku dan bahasa daerah, semua sepakat bahwa seluruh rakyat harus menjaga kedaulatan Indonesia.

"Indonesia adalah negeri kesepakatan. Kita semua sepakat meskipun berbeda-beda, berbangsa-bangsa tapi tetap satu. Kita semua memiliki hak yang sama jadi kita semua harus menghormati. Karena kita semua sebangsa dan setanah air," ujar Zul di hadapan peserta sosialisasi empat pilar, Kamis (6/9/2018).

Ajak masyarakat berperilaku berdasar Pancasila

Untuk tetap menjaga kesepakatan itu, Zul berpesan agar perilaku kepada sesama harus berdasar Pancasila yang merupakan awal dari semua turunan undang-undang di Indonesia. Jika masyarakat hidup berasaskan Pancasila, tidak akan muncul perpecahan di negeri ini.

"Pancasila itu perilaku yang bertuhan. Perilaku yang disinari oleh cahaya Ilahi. Jika setiap perilaku yang kita lakukan diiringi cahaya Ilahi, maka kita bisa memanusiakan orang lain secara adil dan beradab,” ujar Zul.

Ia menambahkan, perilaku tersebut akan mempersatukan, bukan mengadu domba, bukan memecah belah. Zul juga mengajak agar jangan sampai perilaku masyarakat malah memicu perang antarsaudara.

“Kalau ada perbedaan harus ada musyawarah untuk mufakat seperti tersurat dalam sila keempat. Terakhir, jika kita mampu melaksanakan itu semua, kita mampu bertindak adil untuk semuanya," kata Zulkifli.

Memasuki tahun politik

Zul dalam kesempatan itu juga mengingatkan masyarakat untuk menjadi insan yang bertanggung jawab dalam menegakkan demokrasi di Indonesia. Memasuki tahun politik, ia berpesan agar masyarakat memilih calon legislatif atau presiden sesuai hati nurani mereka.

Ia melanjutkan, untuk memilih wakil rakyat yang tepat, maka masyarakat wajib mencari tahu latar belakang para calon secara teliti agar calon yang mereka pilih nantinya mampu memberikan timbal balik kepada masyarakat dan juga memperjuangkan aspirasi mereka.

"Pikirkan dulu matang-matang ketika akan memilih. Pilih yang baik, bagus, maka negerinya akan baik. Jika dipilih, apakah akan kembali memperhatikan daerahnya Jika akan memilih, pertimbangkan apakah dia mampu memperjuangkan aspirasi rakyat,” ujar Zul.

Ia mengingatkan masyarakat agar jangan menjadi warga yang tidak bertanggung jawab dengan menukar suara dengan uang yang sedikit karena mereka semua terhormat sehingga harus memilih orang yang terhormat pula.

Selain memilih wakil rakyat, pesta demokrasi yang akan dilaksanakan tahun depan juga akan memilih presiden untuk periode 2019-2024.

Zul berpesan agar masyarakat yang berbeda pilihan bisa saling menghargai untuk menghindari konflik. Ia berharap masyarakat mampu menunjukkan sikap demokrasi yang dewasa. Menurut dia, demokrasi harus dewasa sehingga berbeda pilihan itu wajar.

“Masyarakat harus bela negara, tidak boleh terjadi konflik antarpendukung capres. Dua capres sama-sama berasal dari Indonesia yang berarti merupakan saudara kita," ujar Zul.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com