Advertorial

Pelatihan Guru Fisika, Upaya UNPAR Hadirkan Proses Belajar Menarik di Kelas

Kompas.com - 21/09/2018, 18:53 WIB

Mempelajari ilmu fisika masih menjadi hal yang kurang digemari siswa. Tidak seperti ilmu sosial, pelajaran ilmu pasti seperti fisika perlu dipecahkan menggunakan rumus-rumus yang cukup rumit serta memiliki solusi penyelesaian yang pasti. Hal ini pun membuat pembelajaran fisika dipandang sebagai sesuatu yang membosankan dan rumit.

Endah, guru salah satu SMA negeri di Bandung, menerangkan, para siswa tidak menaruh minat yang cukup besar mengingat konsentrasi tinggi diperlukan untuk menyelesaikan persoalan bidang fisika.

“Mereka sering kelelahan karena tidak mengerti dan cepat menyerah karena merasa butuh terlalu banyak energi dan konsentrasi untuk memecahkan permasalahan di bidang Fisika,” ungkapnya.

Hal inilah yang menjadi perhatian Program Studi (prodi) Fisika Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Melalui kegiatan Pelatihan Guru Fisika (PGF), mereka membantu para pengajar dalam menyediakan alternatif kegiatan pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa.

Tahun ini, PGF berlangsung selama tiga hari, yakni pada 5-7 September 2018. Pada hari ke-3, peserta disambut dengan sejumlah kegiatan yang berfokus ke arah praktik dan eksperimen untuk proses pembelajaran.

Dipandu ketua jurusan prodi Fisika dan peneliti dari FTIS Unpar, Philips N. Gunawidjaja, Ph.D, para peserta mempelajari sedikit filsafat dan pemikiran ahli-ahli pendidikan untuk membuat pembelajaran di kelas lebih menarik.

Dalam sesinya, Philips menyarankan para peserta untuk mengajukan pertanyaan kritis pada siswa di awal pembelajaran. Sesi pertanyaan ini dapat membuka pemikiran sekaligus menarik perhatian siswa.

“Kan sering kalau siswa atau siswi bilang ‘ini gunanya saya belajar itu apa sih’? Untuk menghadirkan perasaan ‘berguna’ tersebut, kita mulai dari pertanyaan yang menarik minat mereka berpikir kritis sebelum terjun ke rumus-rumus,” jelas Philips.

- -

Acara dilanjutkan dengan sesi presentasi dari Bengkel Sains yang menghadirkan sebuah eksperimen menarik dan unik. Pada kesempatan ini, Bengkel Sains bereksperimen dengan nitrogen cair dan susu untuk membuat es krim. Peserta turut mencoba dan menikmati hasil eksperimen tersebut.

Selain itu, Muhammad Arifin Dobson, Mahasiswa Berprestasi KOPERTIS IV UNPAR, turut memperkenalkan hasil penemuannya, ‘Air Engine’, yang disambut dengan antusias oleh para peserta.

“Visi saya adalah mencetak blueprint dari alat ini untuk diperbanyak. Saya ingin nantinya penemuan saya menjadi open source yang bisa diakses oleh orang-orang tanpa perlu mengeluarkan biaya,” jelas Arifin.

Berbagai eksperimen tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan bagaimana pengetahuan yang dipelajari di kelas dapat diaplikasikan ke kehidupan nyata yang dekat dengan pengalaman sehari-hari.

Utik, mahasiswa UPI Program Ilmu Pengetahuan Alam yang mengikuti kegiatan, sepakat dengan gagasan tersebut. Ia percaya, eksperimen menjadi metode yang menarik bagi siswa.

“Eksperimen memang membuat siswa lebih tertarik, ini karena siswa melihat aplikasi pengetahuan mereka yang bisa digunakan langsung oleh mereka. Jadi, bukan teori saja,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com