Advertorial

Menilik Sejuta Makna Batik Lewat Film Pendek Bertajuk SEKAR

Kompas.com - 01/10/2018, 22:05 WIB

Setiap masyarakat di belahan dunia tentu memiliki keunikan tersendiri jika kita berbicara soal tradisi dan seni yang berkembang dan diturunkan dari generasi ke generasi, tak terkecuali kita sebagai bangsa Indonesia. Menjadi bagian dari masyarakat Indonesia tentu kita tidak asing dengan batik. Sebuah corak warisan budaya  adiluhung yang telah dilestarikan secara turun-temurun dan telah diakui oleh dunia.

Jika ditilik dari perspektif historis, batik lahir sebagai corak pada pakaian yang khusus dikenakan oleh kalangan keraton. Seiring perkembangan jaman dan pergeseran nilai batik dalam budaya Indonesia, perlahan batik menjadi komoditas yang memasyarakat dan diperdagangkan secara luas hingga dunia internasional.

Dibalik keindahan berbagai warna dan corak batik, terkandung beragam nilai-nilai filosofis yang luhur dan relevan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu contohnya adalah corak batik parang slobog yang merepresentasikan nilai-nilai keteguhan dan kesabaran.

Berbicara soal nilai filosofis batik, Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF) bersama Titimangsa Foundation dan Fourcolours Film mengapresiasi sekaligus mengajak masyarakat Indonesia untuk menilik makna terdalam batik lewat film pendek bertajuk SEKAR. Film pendek ini sekaligus dihadirkan oleh Djarum Foundation sebagai bentuk perayaan dalam menyambut Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober nanti.

Film ini mengisahkan Sekar, seorang perempuan dengan keterbatasan penglihatan yang begitu mencintai batik buatan ibunya. Keterbatasan tak menghalangi Sekar untuk tenggelam dalam harmoni karya sang ibunda, batik adalah dunianya. Hingga suatu saat hadir seorang pria di kehidupan Sekar, membuat dirinya melihat batik dalam perspektif baru.

Transformasi pandangan Sekar tentu memberikan kekhawatiran tersendiri bagi sang ibunda. Naluri seorang ibu untuk melindungi Sekar tentu sebesar asa untuk menjaga tradisi batik yang menjadi dunia kecilnya. Lewat sehelai kain, sang ibunda memanjatkan doa serta harapan untuk anak kesayangannya.

Kamila Andini sang sutradara memaparkan pesan mendalam mengenai batik yang terkandung pada film SEKAR. “Lewat kisah seorang perempuan buta, saya ingin memperlihatkan arti batik dengan rasa. Saya ingin penonton menikmati semua bunyi, bau, dan perasaan batik seperti yang selalu dirasakan Sekar,” papar Kamila dalam pernyataannya.

SEKAR mengajak kita untuk menikmati keindahan yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Keindahan tak kasat mata yang hanya dapat dinikmati dengan memahami, dan meresapi secara utuh nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam corak batik.

Film SEKAR bisa disaksikan di kanal YouTube Indonesia Kaya disini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com