Advertorial

Merayakan Pengakuan Dunia Pada Warisan Budaya Nasional

Kompas.com - 01/10/2018, 22:07 WIB

Tanggal 2 Oktober menjadi salah satu hari penting bagi kebudayaan Indonesia sejak tahun 2009 silam. Sebab pada hari tersebut batik yang berasal dari Indonesia secara resmi diakui sebagai warisan budaya dunia oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau lebih dikenal sebagai UNESCO.

Teknik, simbolisme, dan budaya batik dinilai begitu melekat dengan kebudayaan Indonesia. Budaya batik ini bahkan dimaknai oleh masyarakat Indonesia dari prosesi kelahiran hingga kematian. Tak aneh jika batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) yang layak untuk dirayakan dengan suka cita oleh masyarakat Indonesia.

Menyambut momen hari batik ini, Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan film pendek bertajuk SEKAR sebagai bentuk perayaan dan apresiasi terhadap kebudayaan batik. Film pendek yang diarahkan oleh sutradara kenamaan Kamila Andini ini menggali nilai filosofis batik secara intim dan mendalam.

Nilai filosofis tersebut diantarkan lewat narasi mengalun antara seorang ibu pembuat batik tangan dengan anak perempuannya yang memiliki keterbatasan penglihatan. Daya tarik film ini didukung oleh kehadiran aktris senior kenamaan Christine Hakim yang berperan sebagai sang ibu. Pengalaman Christine selama lebih dari 40 tahun dalam dunia seni peran diharapkan dapat memberikan pendalaman karakter yang memperkuat pesan dan nilai estetik film SEKAR.

Produser yang berada di belakang layar film SEKAR juga merupakan sineas dan figur yang telah banyak berkontribusi dalam dunia perfilman Indonesia, mereka adalah sutradara kenamaan Ifa Isfansyah dan aktris layar kaca dan teater Happy Salma.

Ifa Isfansyah merupakan salah satu founder Fourcolours Film dan dikenal sebagai sutradara film Garuda di Dadaku (2010) serta Pendekar Tongkat Emas (2015). Sedangkan Happy Salma telah berkarir di berbagai judul sinetron dan film sejak akhir 90’an, dan sejak 2007 dirinya menaungi yayasan nirlaba Titimangsa Foundation yang bergerak di bidang budaya seni pertunjukan.

Rangkaian produksi SEKAR disokong oleh berbagai figur berpengalaman sekaligus memiliki berbagai karya yang lekat dengan kebudayaan Indonesia. Berkat hal tersebut, tentu film SEKAR sangat layak untuk disaksikan dan diharapkan dapat melekatkan kecintaan masyarakat Indonesia pada batik.

Film SEKAR dapat disaksikan di kanal YouTube Galeri Indonesia Kaya disini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com